Monday, June 16, 2025

[TRAVELRY] Trip to Japan Part 9

Petualangan saya di Nagoya berlanjut di hari selanjutnya, setelah beberapa rencana gagal karena hari senin banyak tempat yang tutup, maka dimulailah dengan  mengunjungi tempat yang saya ingin kunjungi setelah mendengar bahwa saya akan menuju kota Nagoya yaitu Akuarium Umum Pelabuhan Nagoya.

Meski berpisah dengan rombongan keluarga, saya tetap berpegang teguh untuk mengunjungi akuarium tersebut, perjalanan dimulai dengan jalan kaki singkat dari hotel menuju Nagoya Station, dengan melewati pertokoan bawah tanah ESCA yang juga biasa saya gunakan apabila hujan. Karena untuk transportasi saya tetap menggunakan IC Card maka saya tidak terlalu pusing memilih perusahaan line kereta dan menjatuhkan pilihan pada kereta lokal Chuo Line yang dioperasikan oleh JR East hingga sampai di Kanayama Station, yang hanya berjarak satu stasiun dengan biaya sebesar ¥170 (seratus tujuh puluh Yen), lalu pindah ke Meiko Line yang dikelola Biro Transportasi Kota Nagoya untuk menuju Nagoyako Station dengan melewati 6 pemberhentian dengan biaya ¥240 (dua ratus empat puluh Yen).

Saat kalian sampai di stasiun Nagoyako, kalian pasti akan melihat berbagai macam gambar ikan di dinding stasiun, sayang waktu itu tidak saya foto karena waktu itu cuaca cukup mendung dan saya langsung berpikiran untuk segera masuk Akuariumnya, maklum jalan ke akuarium ternyata tidak semuanya tertutup.

Sesampainya di dekat pintu masuk saya membeli tiket masuk seharga ¥2.400 (dua ribu empat ratus Yen), tiket yang saya beli kebetulan adalah paket bundle yang artinya dengan tiket tersebut tidak hanya dapat masuk ke Akuarium Nagoya tetapi juga dapat berkunjung ketiga tempat lain, yaitu Museum Maritim, Observatory dan Museum Antartika Fuji. Didepan pintu masuk akuarium terdapat jadwal pertunjukan hewan, jangan lupa di foto untuk memudahkan kita saat ingin mengetahui berbagai pertunjukan tersebut, pada saat disana saya sendiri tidak sadar apakah terdapat pengumumman mengenai pertunjukan tersebut selain dari foto jadwal pertunjukan tersebut.

Pintu masuk akuarium terdapat di lantai 2 Gedung Utara, saat masuk jangan lupa mengambil brosur karena dalam brosur diberikan petunjuk mengenai rute perjalanan untuk mengelilingi akuarium ini. Inti dari rute yang diberikan adalah awalnya kita menjelajah Gedung Utara yang berisi memelia laut, baru dilanjutkan ke Gedung Selatan dimana lebih banyak hewan laut disana.

Saat masuk pertama-tama kita langsung disambut dengan akuarium mamalia laut yang merupakan tujuan utama saya mengunjungi akuarium ini yaitu paus pembunuh atau yang lebih dikenal dengan Orca, salah satu hewan yang cantik dengan warna hitam putihnya, ukurannya yang besar juga menarik perhatian saya, pemandangan yang sangat langka, jujur saya sangat terkagum-kagum melihat Orca. Yang selama ini hanya bisa saya lihat di film dan game sekarang terpampang nyata di hadapan mata. Akuarium Orca yang luas juga menambah suasana melihat Akuarium seperti kita sedang berada didalam laut. 

Di Nagoya Akuarium ini memang terkenal dengan Orcanya terutama yang bernama Lynn, Orca yang mempunyai ciri khas corak kecil hitam dibagian bawah mulutnya, selain itu Lynn merupakan Orca pertama yang lahir di Akuarium Nagoya pada tahun 2012 dengan cara lahir yang berbeda, dimana kepalanya dulu yang keluar, dan merupakan anak kelima dari pasangan Orca bernama Bingo dan Stella. Waktu kedatangan saya Lynn tinggal di Akuarium Nagoya bersama ibunya Stella dan keponakannya bernama Earth (anak dari kakak pertamanya Lynn).

Setelah puas melihat Orca saya melanjutkan perjalanan saya untuk melihat lumba-lumba dan beluga, senang sekali bisa melihat mereka dari sudut pandang akuarium yang memang berbeda dengan kebanyakan akuarium di Indonesia, melihat mereka berenang didalam air, sambil melakukan berbagai gerakan tingkah lucu, terutama beluga yang cukup reaktif kalau ada manusia yang mendekat. Untuk tema akuariumnya cukup baik dibeberapa bagian akuarium ada yang berbentuk batu-batu, terutama akuarium beluga.

Setelah melihat semua mamalia laut, kita dapat juga melihat berbagai display informasi mengenai mamalia laut, kita dapat melihat kerangka mamalia laut dan diberitahu nama bagian-bagian dari kerangka tersebut, sedangkan di dinding kaliat dapat melihat informasi mengenai asal muasal dari mamalia laut, ada beberapa yang bisa dipencet untuk lebih mengetahui bagian detail dari mamalia laut, disana ada satu ruangan kecil yang berisi proyektor 3D sayangnya untuk tempat itu hanya menggunakan bahasa Jepang sehingga saya sendiri kurang tau itu membahas apa tapi kalian bisa lihat kerangka mamalia laut berenang.

Masih di lantai 2 kita bisa melihat akuarium yang sangat besar, disini kita bisa beberapa lumba-lumba, untuk didalamnya tidak terdapat bebatuan seperti akuarium sebelumnya, ternyata akuarium besar tersebut adalah bagian bawah dari kolam untuk para lumba-lumba biasa melakukan atraksi. Di akuarium ini tersedia juga tempat duduk untuk dapat melihat akuarium tersebut, sejujurnya saya sendiri sangat penasaran dengan bagaimana langkah lumba-lumba saat melakukan atraksi, sayang saat pertunjukan saya tertarik melihat hal yang lain. Di akuarium ini saya sering melihat lumba-lumba berenang telentang, yang artinya perut mereka menghadap keatas.

Lantai 2 sudah semuanya dilihat saatnya mengganti sisi dari melihat bawah air menjadi di atas air, yang artinya kita akan mulai naik ke lantai 3, untuk naik ke lantai 3 kita menggunakan eskalator yang posisinya dekat display informasi pengetahuan mamalia laut. di dekat sini juga terdapat Orca Photo Studio dimana kalian bisa berfoto sama figure orca, lumayan untuk foto memento cuma saya tidak tahu bayar atau tidak.

Sesampainya diatas, kalian bisa melihat ada sebuah stadium setengah lingkaran, yang merupakan tempat pertunjukan lumba-lumba, didekatnya terdapat pula tempat juaan snack yang dapat kalian santap sambil menonton pertunjukan lumba-lumba/orca, selain hal tersebut kalian dapat melihat top view dari kolam lumba-lumba, orca dan beluga, khusus beluga tempatnya masuk indoor sedangkan sisanya terdapat di outdoor.

Waktu kedatangan saya disana jujur saya cukup banyak menghabiskan waktu untuk melihat lumba-lumba gigit pelampung di kolam, yang merupakan mainannya, entah kenapa saya lihat lucu saya disana dan merasa itu pengalaman pertama bisa sedekat itu dengan lumba-lumba di luar waktu pertunjukkan, untuk orca sendiri memang dari atas agak terlalu susah untuk dilihat karena lebih banyak melakukan kegiatannya di bawah air dan cukup jauh pinggiran tempat kita melihat. hal tersebut saya lakukan sambil menunggu pertunjukan hewan pertama yang ada di jadwal yaitu Beluga. 

Jam mulai mendekati waktu pertunjukan saya mulai masuk ke bagian indoor dari tempat pertunjukan beluga, tempatnya bisa dibilang cukup kecil karena indoor, tema didalamnya cukup keren dengan suasana bebatuan dipinggir laut ditambah bagian atas dihiasi gambar awan, sayang tidak terdapat tempat duduk untuk melihat pertunjukkan ini mengingat tempatnya yang kecil, untuk dapat melihat view terbaik lebih baik datang 10 menit sebelum dimulai. 

Alasan yang menjadikan tempat pertunjukkan ini indoor adalah karena sebagai pembuka dari pertunjukkan ini kita akan ditampilkan video aurora dan keterangan lain mengenai beluga, yang sesuai dengan nama tempatnya di brosur yaitu "Under the Northen Lights", seperti pertunjukan pada umumnya kalian dapat melihat beluga bermain bola, memberikan salam, melompat, dan mengeluarkan suara untuk menyambut kalian. Ada sesi mengecek sesuatu dengan alat yang dimasukkan kedalam lubang belakang beluga yang saya kurang tahu, maklum salah satu kelemahan pertunjukkan adalah hanya menggunakan bahasa Jepang. Peringatan bagi kalian yang menonton pertunjukkan ini persiapkan kaki dan kuping kalian, karena selama lima belas menit kalian akan berdiri sambil mendengarkan suara beluga yang nyaring di tempat indoor.

Selesai dari pertunjukan beluga langsung beralih ke tempat pertunjukkan lumba-lumba, yang artinya kita akan menonton pertunjukkan lumba-lumba di tempat semi stadion, saya sendiri merasa tempat tersebut cukup keren, berasa mau nonton di stadipn bola. Untuk pertunjukkannya dimulai dengan memperkenalkan lumba-lumba dengan di zoom dan ditampilka di layar besar yang ada di dekat kolam, untuk pertunjukannya seperti biasa lompat melompat, saya sendiri kebetulan melipir ke tempat lain, hehehe.

Tempat saya melipir adalah Shiokaze Plaza Event yang tempatnya kalian bisa melihat pinguin afrika dan anjing laut (spotted seal), lokasinya ada di lantai 2, jadwal memang bentrok jadi diawal2 pertunjukkan lumba-lumba, saya pindah tempat, untuk menuju kesini kita keluar dijalur yang dekat Orca Photo Studio, lokasinya terletak seperti di rooftop, sesampainya disana kita dapat melihat penguin sudah berada di dalam kandang dengan pagar pendek di area tengah rooftop, disana para penguin sudah mulai diberi makan satu persatu, lucu sekali melihat penguin diberi makan ikan dalam ember yang berisi air dingin, setelah mengetahui penguin mana yang dapat ikan, para keeper akan meneriakan nomor tag dan ada keeper lain mencatat nomor tag, ini juga berdasarkan observasi ya karena roaming bahasa disana, setelah dirasa pembagian makan sudah selesai, keeper membuat jalur untuk kembali kandang dan penguin akan satu persatu berjalan kembali ke kandangnya, lucu melihat tingkah jalannya di jalan yang berbatu. Jangan lupa sama suara mereka yang mirip seperti bebek dan cukup berisik apalagi ketika semua sudah berkumpul di kandangnya.

Untuk anjing laut kalian juga dapat menemukannya di kandang peraga, lokasinya satu tempat dengan tempat penguin, saya sendiri melihat anjing lautnya sambil menunggu persiapan penguin balik ke kandangnya, terdapat 2 kandang peraga yang berisi masing-masing satu anjing laut, di brosur tertulis ada yg namanya goma-chan tapi saya kurang tau mana yang namanya goma-chan. Anjing laut disini juga diberi makan dan melakukan sedikit atraksi, hanya saja hal tersebut dilakukan setelah penguin sudah masuk ke kandangnya. Untuk atraksi ini tidak terlalu banyak orang yang datang, karena lokasinya yang memang terkesan keluar gedung akuarium.

Setelah pertunjukan penguin dan anjing laut, saya lanjut untuk melihat pertunjukan orca, yang lokasinya sama seperti di stadion tampat melihat pertunjukan lumba-lumba, waktu kedatangan saya kira orca akan dipindah ke kolam pertunjukan yang besar, tapi ternyata shownya hanya di kolam orca yang letaknya cukup jauh dari tempat duduk di stadion, kalian bisa saja melihat pertunjukan dari layar tapi kurang wow jadinya, oleh karena itu saya menyarankan untuk menonton dari pinggir kolam orca, meski harus berdiri dan tidak terlalu lebar untuk melihat.

Karena orca show saat itu bagi saya kurang menarik karena tidak terlalu terlihat, maka saya melanjutkan perjalanan saya ke gedung selatan akuarium, karena di gedung utara memang hewannya lebih sedikit karena fokusnya ke mamalia laut yang membutuhkan ruang akuarium yang lebih besar.

Untuk menuju ke gedung selatan akuarium kalian bisa melewati lorong yang ada di dekat pintu masuk akuarium, tinggal ikuti saja jalannya sehingga kalian akan langsung menuju Large Kuroshio Tank yang berisi banyak sekali ikan sarden dan beberapa ikan lainnya seperti makarel tuna, hiu, dan ikan pari. Melihat ikan sarden yang berkelompok berenang membuat akuarium terasa sangat dinamis, membentuk pola-pola di akuarium yang cukup besar, saya sendiri lumayan betah melihat pergerakan ikan sarden tersebut.

Dari akuarium sarden, kalian tinggal mengikuti jalur untuk melihat berbagai ikan yang dapat kalian temui di laut Jepang, untuk tema tiap akuarium menurut saya sangat bagus, bahkan deras arus air didalam akuarium diatur sedemikan rupa terasa seperti di pinggir pantai dan terkena arus ombak.

Selama perjalanan terasa bahwa lampu menjadi semakin redup yang menandakan bahwa kita sudah masuk kebagian biota laut yang hidup diperairan dalam, yang tentunya saya ingat adalah kepiting laba-laba jepang karena bentuk kakinya yang bisa sangat panjang dibandingkan dengan badannya, selama perjalanan pada bagian ini kita secara perlahan akan turun untuk menuju ke lantai satu sambil melihat beberapa koleksi biota laut baik yang hidup atau sudah diawetkan.

Sesampainya di lantai dasar, suasana lampu yang redup lama kelamaan akan menjadi terang seperti kita melihat cahaya matahari yang berasal dari akuarium terumbu karang yang berwarna warni, entah kenapa saya merasa disinilah tempat yang cukup baik untuk berfoto, apalagi cahayanya yang cukup banyak, selain terumbu karang kalian juga dapat menemukan penyu dan Spotted Garden Eel.

Dari sini kita akan langsung naik eskalator 2 kali untuk menuju lantai tiga, disini kita bisa melihat akuarium terumbu karang yang ternyata bentuknya seperti pantai kecil dari atas, dilantai ini kalian bisa juga menemukan cafetaria kalau kalian mau makan cantik disini, saya sendiri langsung menuju bagian akuarium selanjutnya yaitu ikan air tawar australia, saya sendiri kurang ingat koleksinya karena memang tidak terlalu banyak koleksinya, terlebih tujuan selanjutnya yang menjadi salah satu highlight ke Nagoya Aquarium.

Salah satu akuarium primadona disini adalah Penguin dari antartika, posisi kita melihatnya itu hanya tampak samping, cukup lebar, kalian bisa melihat bagaimana penguin berenang didalam air, cukup banyak penguin yang berenang saat kedatangan saya jadi semakin hype melihat kelincahan penguin di dalam air, bagi kalian yang cukup capek habis mengelilingi akuarium, ditempat ini disediakan tempat duduk, jadi bisa puas-puasin melihat penguin, disini saya melihat banyak sekali kakek nenek yang menikmati pemandangan akuarium penguin ini, saya sendiri cukup kagum bahwa meskipun lokasinya yang berada di lantai 3 tapi masih dapat dijangkau oleh para lansia yang menggunakan kursi roda dan menjadi daya tarik tersendiri bagi saya, bahwa dalam kondisi yang kekurangan akuarium ini dapat dinikmati oleh semua.

Setelah puas melihat penguin, saya mengikuti alur dalam brosur untuk kembali turun ke lantai 1 dan masuk ke akuarium ubur-ubur, tentunya seperti biasa lampu akan sangat redup dan akuarium jellyfish akan lebih terang, pada beberapa jenis ubur-ubur warna lampunya dapat berganti-ganti, jenisnya juga lumayan banyak, tidak lupa ada kalian bisa lihat anak ubur-ubur.

Didepan tempat ubur-ubur ini ada tempat untuk bisa memegang beberapa biota laut, yup kolam sentuh juga tersedia di akhir kunjungan, saya sendiri kebetulan tidak menyentuh daerah ini karena banyak sekali anak kecil rombongan sekolah.

Memang salah satu kekurangannya waktu kunjungan saya adalah ramainya karna banyak rombongan sekolah anak kecil, di beberapa spot memang tidak terlalu saya lihat karena terlalu ramai sama anak kecil, salah satunya adalah akuarium Kuroshio yang berisi banyak sarden Jepang.

Dan berakhirnya perjalanan saya mengelilingi Nagoya Akuarium, seperti biasa sebelum pintu keluar kalian pasti dapat melihat toko souvenir, banyak sekali boneka, aksesoris yang lucu-lucu, begitu juga gachapon yang bentuknya biota laut khas akuarium ini, hanya saja harganya cukup mahal sekitar ¥500 (lima ratus Yen) untuk gachapon yang saya suka, tapi tenang bagi kalian yang ingin memento dari Nagoya Akuarium secara gratis, kalian bisa memento cap dari khas dari akuarium, kertasnya pun sudah disediakan disana, tinggal di cap di buletan yang ada mau, di kertasnya sendiri tersedia 4 bulatan space untuk di cap, untuk 2 cap kalian bisa temukan di aera toko souvenir dan pintu keluar. sedangkan 2 capnya bisa kalian dapat ketika megunjungi Nagoya Port Building.

Karena waktu sudah menunjukkan pukul 13.00 J.S.T., saya memutuskan untuk makan siang didaerah dekat akuarium tepatnya di JETTY foodcourt, disana banyak sekali pilihan yang bisa dicoba, hanya saja pikirn saya tertuju pada misokatsu, yang memang merupakan makanan ciri khas dari Nagoya, saya sendiri memesan di restaurant Kuraichi. Rasanya enak, katsu garing dengan saus miso hitam yang rasanya asin, cukup membuat saya kenyang. Setelah makan selesai jangan lupa membalikan tempat makannya kembali ke kiosnya.

Kaki yang lowbat akhirnya sudah sedikit terisi karena beristirahat sambil makan, sehingga saya siap menuju tempat selanjutnya yaitu gedung pelabuhan Nagoya, karna saya membeli tiket yang sudah termasuk untuk untuk mengunjungi museum maritim dan ruang observasi yang berlokasi di gedung pelabuhan Nagoya ini.

Dari JETTY foodcourt kami berjalan menuju gedung pelabuhan Nagoya melewati Nagoya akuarium dan jembatan yang menghubungkan langsung ke gedung tersebut. Sesampainya saya di gedung pelabuhan Nagoya, saya cukup bingung karena di lantai 1 bangunan tersebut tidak terlihat ada orang hanya terlihat tempat duduk dibawah dengan berbagai vending machine, jadi kalau kalian juga mengunjungi tempat ini jangan bingung tapi langsung saja naik ke lantai 3 untuk dapat mengunjungi museum maritim.

Sesampainya di lantai 3, kalian akan langsung dapat menemukan ada petugas yang akan mengecek tiket yang sudah dibeli, untuk pembelian tiket baik museum maritim dan observatori di lantai 8, dapat dilakukan dilantai 3 ini. Untuk museumnya sendiri sih menurut saya cukup luas, sayangnya untuk penjelasannya masih banyak menggunakan bahasa Jepang, yang Bahasa Inggris cukup sedikit sehingga kurang banyak informasi yang dapat kita terima dari museum ini, waktu kedatangan kami museum ini bisa dibilang cukup sepi dari pengunjung.

Setelah dirasa sudah cukup istirahat dan dapat info di museum maritim, saya lanjut menuju lantai 8 untuk melihat observatori, untuk ukuran observatori sih bisa dibilang tidak terlalu tinggi, tapi cukup lah memuaskan kita melihat pemandangan pelabuhan Nagoya, untuk melihat lautnya si masuk jauh klo kita liat dari google maps, sayang saat kedatangan saya cuaca agak mendung, tapi bisa dijadikan tempat klo mau ambil foto/stock shoot mengenai Nagoya Aquarium. Oh iya seperti layaknya berbagai macam tempat wisata di Jepang, disini ada jalurnya jadi jangan mudah cepat puas karna diujung jalur langsung dihadapkan dengan lift untuk turun dari observatori, tapi kalau sepi kalian masi bisa bolak-balik untuk menikmati pemandangannya.

Tidak terlalu lama saya di observatori dan melanjutkan untuk mengunjungi museum terakhir yaitu Museum Antartika Fuji, bangunan museumnya terbilang cukup unik yaitu bekas Kapal pemecah es untuk penjelajahan ke Antartika dengan nama "Fuji AGB-5001", didalamnya kalian bisa melihat dan merasakan langsung keadaan dalam kapal yang biasanya hanya bisa dilihat dalam film.

Saat masuk ke dalam kapal, kalian bisa langsung merasakan suasana remang didalam kapal, dipintu masuk jangan lupa ambil brosur untuk dapat lebih mengetahui lokasi dan keterangan, didalam kapal anda melihat berbagai ruangan yang digunakan para pekerja di dalam kapal, perjalanan akan dimulai dari lantai 1 kapal kemudian dilanjutkan ke basement dan lanjut lagi naik menuju lantai 2, dimana disini kalian juga bisa melihat helikopter, sebenarnya bisa lagi naik ke lantai 3 untuk melihat deck atas, tapi karena cuacanya pada saat itu sudah ada hujan rintik kecil jadi kami memutuskan untuk keluar museum karena jarak dari museum ke stasiun terdekat cukup jauh apabila dilakukan dengan jalan kaki. Terkait informasi dari Kapal ini terdapat pada bagian akhir museum, hanya saja saat kedatangan, lebih banyak informasi yang ada disana masih dalam bahasa Jepang, sehingga informasi yang didapat cukup sedikit.

Mengingat awan mendung sudah sangat gelap, saya memutuskan untuk menyelesaikan perjalanan kami di kompleks Nagoya Aquarium ini, maka dari itu kami lanjutkan perjalanan kami untuk kembali stasiun Nagoyako, dalam perjalanan ini saya mendapatkan ide untuk meluangkan waktu untuk kembali mengunjungi tempat yang selalu menjadi incaran pribadi yaitu Pokemon Center Nagoya, yang dapat diakses langsung dari stasiun tanpa keluar gedung sehingga lebih aman apabila hujan turun, karena lokasi Pokemon Center Nagoya terdapat didalam mall PARC0.

Perjalanan ke Pokemon Center dari stasiun Nagoyako sangat mudah tinggal naik kereta di Meiko Line sampai dengan pemberhentian di stasiun Yabacho, perjalanannya lebih kurang memakan waktu 37 menit, sesampainya di stasiun Yabacho kita tinggal jalan ke PARC0 sesuai dengan petunjuk yang tersedia, lalu tinggal naik ke lantai 2 untuk mengunjungi Pokemon Center.

Untuk Pokemon Center Nagoya ini untuk ukurannya cukup kecil, pada saat kedatangan saya tidak banyak menemukan merchandise khusus nagoya, pada saat itu yang ada tulisan Pokemon Center Nagoya hanya pressed penny dan gacha pin dengan gambar beberapa tempat ikonik di Nagoya. Karena lokasinya yang berada di PARC0, maka selain Pokemon Center kalian juga bisa menemukan Disney Store, juga berbagai macam toko lainnya karena terdapat dialam Mall.

Akhirnya setelah seharian menghabiskan waktu untuk 1 haru penuh saya di Nagoya, saya kembali ke Hotel untuk beristirahat dan menyiapkan diri untuk kembali ke kota Tokyo.

                                                                                    つづく

Friday, February 12, 2021

[TRAVELRY] Trip to Japan Part 8

Perjalanan kami di Central Japan kami lanjutkan, untuk rencana pada hari ini kami memutuskan untuk pergi ke suatu tempat yang bisa dibilang tidak direncanakan waktu kami di Indonesia, yaitu kami menuju ke Gifu, karena kepergian ini tidak terlalu kami rencakan maka waktu kepergian kami kesini tujuannya hanya satu yaitu Gifu Castle.

Kepergian saya kali ini tentu saja dimulai dengan terlebih dahulu mengisi perut kami dengan breakfast gratis dari hotel, tetap senang dengan croissant yang hangat ditambah selai kacang merah dan mentega, perjalanan kami tempuh dengan menaiki kereta yang dikelola oleh Japan Railway di Tokaido Main Line - Local Ogaki dengan tujuan Gifu Station dengan total 26 pemberhentian karena kereta lokal jadi banyak berhentinya dengan jangka waktu perjalanan lebih kurang 30 (tiga puluh) menit dengan biaya sebesar ¥470 (empat ratus tujuh puluh Yen). Sesampainya kami di Gifu Station kami melanjutkan perjalanan kami dengan menggunakan bus, jujur waktu mencari informasi bus mana yang dapat kami tumpangi sangat terbatas karena infonya banyakan pakai bahasa Jepang, sehingga untuk menuju tempat busnya bagaimana, cukup kita ikuti semua orang yang keluar dari Station tersebut karena hampir semua orang tujuannya ke tempat bus tersebut, sesampainya di terimnal bus, banyak sekali orang mengantri di platform yang dituju, dengan simple kami mencari platform bus mana yang akan kami harus antri, berbekal tulisan Gifu Park yang ada di Platform 12, akhirnya kami memutuskan untuk mengantri disana, tulisannya Gifu Park tapi saya sendiri agak khawatir apakah Gifu park itu dekat dengan destinasi yang dituju, meskipun begitu tetap saja kami lanjut menunggu di antrian yang sudah terbentuk.

Saat mengantri di Platform 12, saya sendiri kurang tau sebenarnya nomor bus yang kami naiki tetapi berdasarkan G-maps harusnya antara N41, N43, N61 dan N80 di Platform 12. Berdasarkan foto asal jepret waktu disana kami bus sebelum kami mulai antri adalah bus N80. Tapi karena tidak dapat memastikan apakah nomor bus di Platform 12 itu berganti-ganti jadi anggap saja kami menaiki bus dengan salah satu nomor diatas. Mungkin waktu itu semi panik juga kali ya karena di G-maps juga petunjuknya pakai bahasa Jepang dan akhirnya hanya meraba-meraba saja. Setelah antri cukup lama akhirnya kami menaiki bus dengan tujuan Gifu Park dengan biaya ¥220 (dua ratus dua puluh Yen) untuk delapan belas menit perjalanan, FYI naik bus di Gifu bayarnya kudu cash alias uang tunai, jadi siap-siapin uangnya dengan pas, biar ga terlalu ribet seperti kejadian saya waktu di Akita, takut dimarahin kakek-kakek Jepang. bisa pakai IC Card tapi hanya IC Card lokal yang dikeluarkan di daerah Gifu, didalam busnya sudah ada tulisannya bahwa tidak dapat memakai SUICA dkk, untuk nama kartunya saya tidak sempat foto karena cukup hetic masuk kedalam busnya secara antriannya cukup panjang. 

Selama perjalanan di bus saya sibuk dengan main pokemon Go untuk menghibur perjalanan saya, sampai akhirnya kami turun di Gifu Koen Rekishi Hakubutsukan-mae bus stop yang posisinya sangat dekat dengan Gifu Park, dari sini kita cukup jalan sampai akhirnya kami sampai di Gifu Park, awal kedatangan si kami jalan menuju Gifushi Historical Museum dan The Nawa Insect Museum, tapi karena kami sampai masi pagi lebih kurang jam delapan pagi jadi kedua museum ini memang masih tutup. 

Lalu perjalanan kami lanjutkan menuju tempat Mount Kinka Ropeway Sanroku Station dimana disini kami akan naik ke Gunung Kinka agar dapat mengunjungi Gifu Castle dengan menggunakan Cable Car, biaya naik cable car sendiri sebesar ¥1080 (seribu delapan puluh Yen), harga ini untuk round trip ya, naik dan turun, sedangkan untuk one way tripnya lupa tapi harganya lebih mahal kalau beli dua ticket one way. Karena bukanya ropeway ini pada pukul jam 09.00 JST jadi sementara waktu kami melihat-lihat toko souvenir yang ada di Station, sampai akhirnya perjalanan Ropeway akhirnya dibuka dan kami menjadi orang pertama yang pada hari itu, selama perjalanan kalian bisa melihat pemandangan kota Gifu yang bisa kalian lihat juga ketika sampai diatas, yang berbeda kalian dapat melihat Gifu Park Three-story Pagoda yang sayangnya pada saat kedatangan kami sedang dilakukan Maintenance, tapi warna merah pagoda yang mencolok cukup cantik dilihat dari jauh. Setelah menikmati pemangdangan kota Gifu akhirnya sampai di Stasiun atas dari cable car ini, awal-awal setelah keluar dari stasiun ini kalian dapat melihat Kinka Squirrel Village yang kalau memang kalian lihat cukup banyak tupai disini, tempatnya luamayan lucu buat foto-foto sambil memberi makan tupai hanya saja masuk kesana juga bayar jadi cukup dilihat saja dari luar.



Dari Squirrel Village kita bisa langsung berjalan menuju Gifu Castle dengan melihat pemandangan hutan, bagi kalian yang demen alam dan suka berpetualang kalau kalian niat sebenarnya kalian bisa banget jalan mendaki untuk menuju Gifu Castle dan cukup banyak juga warlok yang jalan mendaki ke atas Gunung Kinka. Di tengah perjalanan pun kalian bisa membaca sejarah penjelasan mengenai Gifu Castle dan penguasa yang menguasai Castle ini, yang enaknya tentu sudah terdapat tulisan dalam bahasa inggris, yah minimal bisa tau informasi sedikit tentang sejarah tempat ini, tapi jujur waktu lagi sekilas baca-baca terlihat rombongan anak-anak yang berkunjung kesini, jadi saya mempercepat langkah saya takutnya malah rame nanti di Gifu Castlenya. 



Sesampainya saya didepan Gifu Castle kebetulan ada rombongan anak-anak yang berbeda dari yang saya lihat keluar dari Gifu Castle, lalu dengan cepat saya memutuskan untuk segera masuk kesana, kebetulan juga karena keasikan baca histori Gifu Castle saya memang ditinggal oleh beberapa orang yang memutuskan untuk pergi ke Gifu Castle ini, tapi akhirnya bertemu lagi saat masuk ke Gifu Castle karena menunggu rombongan anak-anak ini pergi. Untuk masuk ke Gifu Castle ini dikenakan biaya sebesar ¥200 (dua ratus Yen), dimana selain tiket masuk kalian dikasi Postcard bergambar Gifu Castle di malam hari, harga tiket itu juga termasuk untuk dapat mengunjungi Gifu Castle History Museum. Didalam Castle banyak tempat berbagai macam peninggalan artefak, baju perang, terdapat juga beberapa lukisan. Kalau kalian berkunjung kesini pastikan kalian datang ke lantai yang paling diatas karena itu salah satu daya tarik utamanya, melihat view di ketinggian 392 meter diatas laut, kebetulan saya langsung menuju ke atas jadi melihat peninggalannya sedikit, saat itu cukup terbayar juga keburu-buruan saya karena di atas sepi, benar-benar cuma empat orang diatas itupun keluarga saya semua. Selain pemandangan yang indah tentu ini jadi tempat beristirahat saya karena banyak angin, maklum perjalanan ke castle ini menanjak ringan, setelah dirasa cukup menikmati pemandangan di atas dan foto-foto, kami segera turun dari lantai teratas, sambil menikmati kembali beberapa display yang tidak terlalu saya lihat.

Setelah keluar dari Gifu Castle saya melanjutkan perjalanan menuju Gifu Castle History Museum yang lokasinya sangat dekat dengan Gifu Castle, berdasarkan informasi di brosur isi dari museum ini adalah dokumen atau data dari Gifu Castle, tempatnya bisa dibilang kecil, banyak beberapa buku didalam sana, karena hanya berbahasa Jepang kita tidak dapat info apa-apa disini, bagi saya sendiri tempat ini cukup enak untuk ngadem karena ada AirCon, di museum ini kalian dapat menstemple apapun dengan Cap dengan corak Gifu Castle, seperti yang sudah pernah saya bilang di tulisan sebelumnya, salah satu memento kepergian di Gifu yang gratis adalah dengan cap banyak di tempat wisata. Saat masuk kedalam sini kalian akan diminta tiket yang kalian dapatkan saat masuk ke Gifu Castle. Bagi kalian yang mau ngadem saat datang ke Gifu Castle saat Summer jangan lupa beli tiketnya, hehehehe...

Lanjut setelah museum akhirnya saya kembali berjalan menuju ke tempat Cable Car, tetapi ditengah jalan perjalanan kami terhenti di tempat peristirahatan, yaitu Kinzakan Observation Deck, waktu saya mengunjungi tempat ini saya tidak tau ini apa karena tempatnya sepi dan saya mengira tempatnya tutup, bagi kalian yang tidak mau jauh-jauh ke Gifu Castle, di dekat Cable Car Station kalian bisa melihat pemandangan serupa disini apalagi tidak ada biaya untuk melihat pemandangan dari sini, jujur ga kalah jauhlah, cuma viewnya yang cekup terbatas disatu side tersebut. dilantai satunya disini iseng saya muncul kembali yaitu akhirnya saya membeli coin medal dengan corak uang jepang lama dengan harga ¥500 (lima ratus Yen) dan Gachapon gantungan kunci samurai yang lupa harganya kalau tidak salah sekitar ¥300 (tiga ratus Yen).


Setelah asik menikmati santai dan menikmati sinar matahari, kami memutuskan untuk turun dari tempat ini untuk menuju Ropeway Station, waktu sampai ternyata kami tersusul dengan rombongan anak kecil yang tadinya ada dibelakang saya waktu saya baca berbagai sejarah Gifu Castle, jadi akhirnya saya istirahat kecil dulu membiarkan rombongan anak-anak tersebut turun. Setelah akhirnya turun dengan Cable Car, kami beristirahat di taman dekat dengan Ropeway Station. jujur entah kenapa kami menghabiskan waktu cukup lama disini, lokasinya dekat sumber air, entah sungai atau kolam yang ada kucuran air dari atas sehingga kita bisa denger white noise suara aliran air, banyak pohon jadi teduh, enak banget pokoknya duduk disini entah mengapa, saya sendiri rela balik lagi ke Gifu Park cuma untuk duduk-duduk santai sambil nyemil makanan conbini.


Entah berapa lama kami menikmati suasana disana sampai akhirnya kami memutuskan untuk mencari makan siang, untuk memudahkan kami hanya mencari rumah makan yang dekat dengan Gifu park dan pilihan jatuh kepada Chinese Family Restaurant bernama Bamiyan, untuk restaurantnya sendiri waktu kami datang kebetulan cukup sepi sehingga bisa langsung masuk, seperti biasa family restaurant di Jepang asal kalian beli makan pasti dapat air putih gratis, untuk makanannya sendiri saya tidak bisa berkomentar karena saya disini hanya pesan Chicken Karaage + Tartar sauce with rice, rasanya ya cukup standar, bukan menu rekomen dari sebuah Chinese Restaurant, tapi melihat yang lain pesan yang lain saya rasa cukup enak, harganya lumayan lah satu menu mie sekitar ¥800-¥1.000 (delapan ratus sampai seribu Yen) enak tapi tidak terlalu direkomendasikan. 

Sehabis makan kami kembali menuju Gifu Station dengan menggunakan Bus, yang tinggal naik dari tempat pemberhentian bus, kami mulai berjalan dari restaurant ke Gifu Koen Rekishi Hakubutsukan-mae bus stop, meskipun nama bus Stopnya sama dengan tempat pemberhentian awal, tapi karena lokasi jalannya ada "One Way" mengakibatkan lokasi Bus Stop untuk kembali ke Gifu Station berbeda, ditengah saat kami berjalan ternyata ada bus datang dan kami langsung berlari menuju bus stopnya agar dapat langsung menaiki bus tersebut. Setelah itu diantarlah kami oleh bus tersebut menuju Gifu Station dan di Gifu Station kami sebentar ke toilet dan melihat supermarket disana sambil menunggu jadwal keberangkatan keretanya. Saya sendiri cuma beli minuman Vending Machine hanya saja saya lupa beli apa.

Kurang lebih perjalanan 30 (tiga puluh) menit sampailah kami kembali di Nagoya Station, seperti biasa kami istrihat sebentar sampai akhirnya kami kembali jalan-jalan di Nagoya Station lebih tepatnya ke UNIQLO dan GU untuk melihat-lihat dan mengakhiri malam kami dengan makan di Pepper Lunch yang lokasinya sangat dekat dengan hotel kami di Nagoya dan mencuci baju kami di coin Laundrymart terdekat.

Bisa dibilang hari ini cukup santai tapi lumayan berkesan untuk jalan-jalan di daerah Gifu.


                                                                                    つづく

Friday, November 27, 2020

[TRAVELRY] Trip to Japan Part 7


Penerbangan kami selama satu jam dua puluh lima menit akhirnya mengantarkan kami ke prefektur selanjutnya yaitu Aichi Prefecture dengan kota yang kami datangi adalah Nagoya. Selamat datang di Chubu Centrair International Airport, akhirnya kami menginjakan kaki di bagian tengah dari Jepang, sesampainya di terminal 1, kami langsung menuju tempat mengambil tas dan bersiap kembali perjalanan kami menggunakan kereta untuk melanjutkan perjalanan kami ke Nagoya Station, karena posisi bandaranya memang cukup jauh dari Nagoya Station.


Karena kedatangan kami di Terminal 1 maka jarak menuju tempat pembelian tiket kereta tidak terlalu jauh, menurut info sekarang Chubu Centrair Internationak Airport punya terminal 2, yang memakan waktu cukup lama untuk sampai ke tempat pembelian tiket kereta, akhirnya setelah mengantri cukup cepat kami akan naik kereta pada pukul 11.47 JST, yang artinya kami hanya punya waktu lebih kurang tujuh menit untuk dapat masuk kedalam kereta, waktu pesan tiket ini kami memesan yang reserved seat, harga tiketnya sendiri dari Nagoya Airport ke Nagoya Station sebesar ¥870 (delapan ratus tujuh puluh Yen) sedangkan untuk reserved seatnya sendiri sebesar ¥360 (tiga ratus enam puluh Yen). Dikarenakan waktunya kami rasa cukup mepet, kami langsung buru-buru masuk kedalam station dan mencari kereta kami, untungnya cukup gampang mencari keretanya karena jaraknya cukup dekat dan tidak perlu naik/turun tangga untuk mencapai peron, ditambah lagi karena kami mengunakan reserved seat lebih memudahkan kami karena gerbong keretanya lebih dekat lagi dengan pintu masuk, kebetulan kami memesan kursi di gerbong 2 (dua), setelah masuk dan baru selesai taruh tas kereta langsung jalan tepat pukul 11.47 JST. Seperti halnya saat kami sampai di Tokyo disini cuaca juga sedang hujan cukup besar, untungnya saat naik kereta semuanya indoor jadi kami tidak kebasahan, lebih kurang empat puluh menit sampailah kami di Nagoya Station.

Nagoya Station bisa dibilang ukurannya lebih besar daripada station yang saya datangi di Jepang, karena punya banyak line dari beberapa perusahaan, alhasil rame kali stasiunnya apabila dibanding di Hokkaido dan Akita. Tempat kami menginap kali ini adalah di Sanco Inn Nagoya Shinkansenguchi, yang lokasinya sangat dekat dengan Nagoya Station. Dari dan oleh karena itu kami akhirnya memutuskan untuk mengunjungi hotel tersebut, setidaknya kalau tidak boleh early check-in, kami bisa titip tas dulu sementara, karena hujan rintik masih turun maka kami berusaha menuju hotel lewat indoor sehingga tidak kebasahan. Kebetulan dari stasiun ke hotel kita bisa lewat bawah tanah yang mana tempat keluarnya langsung depan hotel kami. Jadi dari Nagoya Station sesuai arahan google maps kami menuju ESCA Shooping Avenue yang berlokasi di Underground yang dapat diakses dengan turun satu lantai dengan menggunakan ekskalator, lalu tinggal jalan lurus terus sampai kalian mentok dan mencari pintu keluar E4, di E4 juga ada 2 tangga yang kanan dapat digunakan untuk hotel yang kami akan inapi sedangkan yang bagian kiri dapat menuju hotel Sanco Inn Nagoya Shinkansenguchi Annex. Setelah keluar akhirnya kami cukup sedikit basah karena dari pintu keluar tersebut ke hotel tidak ada pelindung lagi dari hujan untuk jaraknya tidak jauh benar-benar tinggal sprint sebentar bawa koper sampai ke lobby hotel. Oh iya meski diawal kita masuk pakai ekskalator tapi di pintu keluar ini cuma ada tangga saja, jadi bersiap2 bagi kalian yang membawa koper seperti saya. Meski sebenarnya untuk naik ada ekskalator dipintu keluar E5 yang menuju BIC Camera yang memang lokasinya seberang hotel kami, tapi meski begitu sama aja karena kalau nyebrang akan tetap kena hujan meski bawa kopernya lebih mudah.

Di hotel ternyata kami masi belum boleh check in jadi kami memutuskan untuk menitipkan tas kami sementara di hotel dan melanjutkan perjalanan kami untuk cari makan di Nagoya Station. Kamipun kembali masuk lewat ESCA Shooping Avenue untuk menghindar dari hujan, sambil memilih mau makan dimana, karena kita juga tidak terlalu ada refrensi mau makan dimana akhirnya kami memutuskan untuk pergi ke Restaurant Area di JR Central Tower building di lantai 12 dan 13, waktu sampai kesana memang cukup banyak pilihan, tapi karena kedatangan kami disana saat jam makan siang dan hari minggu, jadi disana rame banget, tidak ada bahkan satu restaurant pun yang tidak ada antriannya, seperti mau naik wahana di Universal mereka siap antri untuk makan. Susah memang kalau sudah lawan orang Jepang untuk urusan mengantri, karena bingung mau makan apa dan dimana akhirnya kami memutuskan untuk makan di Din Tai Fung yang ternyata antriannya banyak sekali, lebih kurang setengah jam kami menunggu akhirnya kami memutuskan untuk tidak makan di Din Tai Fung karena pergerakan nomornya yang kami rasa cukup lama, yang kami prediksi mungkin satu jam lagi belum tentu dapat giliran makan. Kami pun menyerah dan pergi mencari makanan ditempat lain, kamipun kembali ke lantai satu lagi, disana ternyata kami menemukan ada satu jalan yang penuh banyak tempat makan, yang waktu saya search menulis ini saya baru tau namanya adalah Nagoya Umaimon Street, karena posisinya sudah laper jadi kami memilih asal restaurant yang ada, seperti biasa awalnya cari yang kira-kira orang yang makan cukup banyak di restonya dan satu-satunya restaurant yang ada antriannya adalah すごい煮干しラーメン凪 yang bila diartikan dengan G-translate hasilnya 'Amazing Niboshi Ramen Nagi', beberapa dari grup kami sudah mengantri disana tapi karena sudah lapar jadi saya dan beberapa famili memutuskan untuk makan ditempat makan sebelahnya yaitu 東京ラーメン いな世 yang kalau ditranslate ke bahasa inggris via G-Translate menjadi 'Tokyo Ramen Ina Sekai', karena kami pilih restaurant tersebut karena mau cepat dan tidak ada antri jadinya saya tidak punya gambaran kalau restaurant ini enak atau tidak, waktu menulis blog ini saja saya ketemunya dengan menulis huruf Jepangnya berdasarkan ingatan tempat dan fotonya, reviewnya sendiripun tidak ada seperti di applikasi AdvTrip.


Akhirnya saya memesan di Tokyo Ramen Ina Sekai berbekal insting, kebetulan pada saat itu restaurant tersebut punya menu yang khusus untuk Summer, jadi saya dengan polos pesan hal tersebut, tanpa tau sebenarnya apa yang saya pesan, karena untuk menu khusus summer itu tidak ada menu bahasa inggrisnya. Kalau dari gambar si sepertinya mie yang tidak pakai kuah atau yang biasa disebut abura  dengan topping ayam goreng. Waktu datang makanan yang datang sesuai dengan gambar yang diberikan, setelah sedikit searching nama menunya adalah Abura Chicken Salt Mixed Soba, jadi soba dingin dengan toping sayur yang saya tak tahu namanya, kacang, irisan ketimun, batang daun bawang, daging cincang dan ada kuah entah apa ditambah lemon yang harus diperas. Kalau dari bentuknya waktu itu saya mixed semua toping dengan sobanya kecuali ayam gorengnya dan menyantap sobanya yang telah diaduk bersamaan dengan menikmati ayamnya. Waktu itu saya bilang rasanya enak, dibanding dulu saya pernah makan salah satu restaurant soba di salah satu Mall di Jakarta, yang jadi rasanya beda adalah karena ada kacangnya yang bikin hasil mix soba ini jadi gurih, ayamnya sendiri juga sepertinya dengan bumbu yang cukup simple, waktu makan itu memang yang saya inget rasanya adalah rasa mix abura sobanya dibanding dengan ayam gorengnya, karena diotak saya yang rasa ayamnya yang keinget adalah ayam karaage yang ada di Naruto Honten di Otaru. hehehe.



Setelah selesai makan akhirnya kami kembali ke hotel untuk dapat melakukan check-in, waktu kembali saya pun baru sadar bahwa di alley itu ternyata ada Ippudo Restaurant, yang cukup saya sesali kenapa ga liat-liat dulu. menyesalnya bukan karena saya tau Ippudo enak, tapi lebih karena nama Ippudo Ramen cukup terkenal dan saya belum pernah coba makan disana. Lanjuttt, kembali ke hotel akhirnya saya langsung masuk ke kamar, sebelum masuk kamar di lantai dasar lobby hotel, kalian bisa mengambil berbagai toiletries yang tersedia seperti sisir, sikat gigi, odol, showercap dan mengambil berbagai macam bantal yang isi berbeda, yang saya inget si yang isisnya bulu angsa yang tentu menjadi pilihan utama kami, dikamarnya sebenarnya sudah ada bantal ini hanya option tambahan kalau dirasa dikamar masih kurang bantalnya.

Kegiatan kami pada hari itu pada akhirnya hanya menjelajah Nagoya Station yang saya datangi  di JR Nagoya Takashimaya, yang pertama saya kunjungi adalah tempat yang menjual berbagai makanan dan supermarket yang lokasinya di basement 1, setelah puas memilih dan membeli beberapa makanan kami melanjutkan penelusuran kami ke lantai 11 dengan menggunakan lift dan sampailah kami di Tokyu Hands, untuk di lantai 11 sendiri ternyata Tokyu Handnya menjajakan berbagai stationery, menurut saya tempatnya keren, yang bikin beda disini banyak sticker dan kartu yang bagus-bagus yang bisa kalian gunakan untuk saling mengirimkan surat, dilantai 11 ini ternyata juga tersambung dengan UNIQLO dan GU yang lokasinya berada di tower sebelah JR Takashimaya Gate Tower Mall yang bisa kalian akses lewat jalur penghubungnya. Meski begitu hari itu saya hanya turun naik lihat Tokyu Hands.

Setelah puas dari JR Takashimaya, kamipun kembali ke hotel untuk beristirahat dan setelah mimpi indah akhirnya kami melanjutkan langkah kami menuju sebuah tempat di Nagoya, FYI sebenarnya untuk perjalanan kami pada hari itu sangat terbatas, karena pada hari Senin ternyata banyak tempat wisata yang di kunjungi tutup, seperti Nagoya port aquarium, Toyota Museum dan lain-lain, hal ini baru saya sadari ketika iseng mencari informasi destinasi yang dapat saya kunjungi waktu naik Kereta dari Bandara Chubu ke Nagoya Station. Meski tempat wisata terbatas akhirnya kami memilih untuk mengunjungi Nagoya Castle.

Pagi sebelum memulai perjalanan kami di Nagoya, terlebih dahulu kami makan pagi di Hotel, it's a good simple breakfast, sistemnya prasmanan ambil sebisa kalian makan pagi, ada pilihan lauknya kalian pilih, satu sisi isinya ada nasi, salad, telur, sosis, daging bervariasi tiap hari bisa daging babi atau ikan, bahkan ada nato disana, sedangkan disi lainnya adalah berbagai pilihan pastry dan bekin lebih asik lagi ada toaster oven yang siap digunakan untuk menghangatkan pastry pilihan kalian, oh iya ingat croissant curah yang didapat waktu penerbangan saya ke Jepang, disini rasanya juga sama, wangi butternya setelah dihangatkan juara, untuk selainya yang selalu saya pilih adalah selai campuran butter dan azuki/ogura beans, karena dipack ditempat praktis yang tinggal ditekuk beres dan tidak ribet. dimeja lain tersedia juga soup yang tiap hari ganti, entah kenapa sangat puas dengan free breakfast di hotel ini meski simple. Setelah selesai makan pagi dan bersiap-siap Perjalanan kami ke Nagoya Castle dimulai dengan menuju station terdekat yaitu Nagoya Station, langsung menuju line kereta yang pintu masuknya dekat dari arah hotel kami, yaitu Sakuradori Line yang merupakan Nagoya Municipal Subway dengan ciri khas warna merah untuk menuju Hisayaodori Station dengan jarak 3 pemberhentian kemudian disana pindah line ke Meijo Line dengan ciri khas warna ungu dan menaiki kereta menuju Shiyakuso Station dengan satu pemberhentian saja dengan total biaya kepergian kami sebesar ¥210 (dua ratus sepuluh Yen). Saat kami keluar dari pintu 7 Shiyakuso Station, rintik-rintik hujan menyambut kami, berbekal payung yang kami pinjam dari hotel, kami melanjutkan jalan kaki menuju Nagoya Castle, saat sampai di east gate kami membeli tiket seharga ¥500 (lima ratus Yen) dan langsung melanjutkan perjalanan kami menuju castlenya. Kebetulan waktu kedatangan kami kesana main castlenya lagi dalam renovasi sampai tahun 2022. dari esat gate kami langsung jalan menuju second front gate untuk memasuki daerah Honmaru, waktu masuk nanti akan ada persimpangan, kalau kalian ke kiri kalian bisa mengunjungi Southwest Corner Watchtower, sedangkan kalau ke kanan kalian bisa langsung mengunjungi Honmaru Palace, karena hampir semua orang yang datang kesana langsung pergi ke kanan maka kami juga mengikuti pilihan tersebut, jadilah kami sampai di Honmaru Palace yang memang dari bangunannya terlihat cukup baru dan terawat, langsunglah kami masuk antrian untuk masuk mengunjungi Honmaru Palace, waktu masuk kalian akan digabungkan menjadi satu grup yang akan masuk kedalam palace, sebelum masuk kalian dapat menaruh payung di tempat penitipan payung, lalu masuk untuk mengganti alas kaki jadi sendal dalam rumah lalu memasukkan alas kaki dan segala barang ditempat penitipannya, sesudah itu kalian dapat mulai mengeksplore berbagai ruangan yang sangat keren, tapi ditempat penitipan barang jangan lupa kalian ambil brosur karena di area dalam seingat saya kurang ada penjelasan dalam bahasa inggris, yang pinggiran brosurnya berwarna orange, karena beda warna beda bahasa. Waktu masuk ketempat ini yang pasti bikin kalian takjub adalah lukisan disetiap dinding pembatas yang didominasi dengan warna emas. Benar-benar berasa mau ketemu petinggi kerajaan. Setelah menikmati segala keindahannya, kami kembali melanjutkan eksplore di Nagoya Castle, sekeluarnya kami dari Honmaru Palaca kami segera menuju Museum shop yang bisa kalian akses di dekat tempat mengantri untuk masuk ke Honmaru Palace. Bagi kalian yang mau cari oleh-oleh bisa liat2 kesini atau sekedar ngadem atau meneduh, maklum hujan rintik masih menemani kami kala itu. Awalnya si saya tidak ada rencana mau beli apapun, tapi akhirnya keracunan juga saat ada yang membeli korek kuping/earpick manual tapi bentuknya pedang seharga ¥486 (empat ratus delapan puluh enam Yen), oh iya didepan museum shop itu biasa jadi tempat foto-foto karena posisinya yang berada sangat dekat Main Castlenya, sempatkan juga berfoto disana, habis foto sayapun iseng ingin membeli snack, saya kurang tau namanya tapi harusnya namanya manju yang bentuknya Kinsachi (ikan emas yang jadi lambangnya Nagoya), waktu kalian lewat didepannya wanginya cukup menggoda sehingga saya akhirnya membeli, waktu beli rasanya masih panas, untuk fillingnya saya sendiri pilih yang custard. Manju klo dibayangin mirip taiyaki tapi teksturenya mirip dorayaki dan ukurannya juga bisa dibilang kecil. Harga dari manjunya sendiri saya juga lupa karena belinya cuma satu dan dibeli sekaligus mengurangi jumlah recehan yang dibawa, tapi tetep worth it to try.







Dari Honmaru Area kami menuju Ofuke-maru Area, di daerah ini si saya hanya menjelajah bagian pinggir jadi hanya sekilas lewat dan langsung menuju daerah selanjutnya Nishi No maru Area, di area ini intinya sudah balik ke pintu gerbang didepan, yaitu Main gate atau pintu masuk lain selain dari awal saya masuk yaitu di East gate nah disini terdapat Kinsachi Golden Tiger Fish, yang ada dibawah tanah jadi kalian bisa juga menyempatkan berfoto disini. Setelah itu saya masuk lagi ke Souvenir shop sekedar iseng untuk melihat-lihat, di tempat ini juga akhirnya saya membeli Coin medal kedua saya yang coraknya stitch dan Kinsachi. Karena posisinya banyak yang terpisah-pisah akhirnya saya iseng memutuskan untuk mengunjungi tempat yang ingin dikunjungi tapi terlewat yaitu Southwest Corner Watchtower, waktu masuk kesini untungnya tidak banyak antrian seperti waktu pertama kali melihat saat memilih mau ke Honmaru palace atau Soutwest Watchtower ini, apalagi antrian yang di Watchtower memang tidak ada peneduh untuk melindungi saat hujan, dibanding antrian Honmaru Palace. Lanjut kalau mau masuk kedalam Watchtower ini kalian harus melepas alas kaki, cara masuknya mirip seperti masuk Honmaru Palace, yang sangat dibatasi orangnya disini adalah ketika kalian mau mengunjungi lantai tiga. jadi di lantai kedua pasti akan ada antrian lagi bagi kalian yang mau ke lantai tiga karena batasan orang yang boleh ada disini. Dari watchtowernya kalian bisa melihat ke arah Main Gate, jadi memang bisa digunakan untuk memantau orang yang datang kesini.



Oh iya di dekat watchtowernya ada Moat yang membatasi castle dari daerah sekitarnya, kalau seperti di Akita atau Senshu Park Moatnya berbentuk kolam sedangkan di nagoya Castle Moatnya isinya rumput tidak ada airnya, yang membedakan adalah kalian bisa melihat rusa di Moat ini, waktu kedatangan saya sih melihat rusanya di daerah dekat Southwest Watchtower ini, jadi bagi kalian yang ke Nagoya sering-seringlah melihat ke Moatnya siapa tau bisa lihat rusa juga disana. Selama kunjungan kalian juga bisa mencari petugas disini yang memakai baju kimono/yukata dan baju samurai/ninja, cuma memang mereka akan jalan-jalan mengitari Nagoya Castle, saya sendiri kebetulan tidak bertemu dengan mereka mungkin memang waktu itu kebetulan posisinya lagi masuk ke dalam Watchtower.

Setelah dirasa cukup puas menikmati Nagoya Castle akhirnya kami memutuskan untuk makan siang, kebetulan selama perjalanan dari Shiyakuso Station menuju Nagoya Castle terdapat beberapa restaurant, nama areanya Muneharu Zone, setelah memilih iseng akhirnya pilihan jatuh kepada Fujiyama 55 Restaurant, disini tersedia berbagai macam ramen, saya sendiri entah kenapa penasaran dengan Taiwan Mazesoba atau Abura Sobanya, rasa enak entah kenapa memang tidak akan pernah salah rasa untuk Ramen di jepang, pada saat itu kalau tidak salah ada seasonal menu yaitu Abura Soba pakai dried sakura ebi. rasaya si enak seger gurih, sobanya kenyel, oh iya sebenernya kalau habis sobanya kalian boleh minta nambah nasi untuk dicampur dengan bumbu-bumbu abura yang tersisa, hanya kebetulan saya tidak minta tambah nasi takutnya sebentaran lagi juga sudah jajan atau makan lagi, hehehehe...



Lanjut, setelah makan dan hujan sudah tidak menampakan batang hidungnya, kami langsung berencana bersantai ria di taman yang dekat dari Nagoya Castle, yaitu Meijo Park, awalnya kami juga berencana ingin membeli tiket kombinasi Nagoya Castle dan Tokugawaen, yang artinya kami memang mau mengunjungi japanese garden. Tapi karena hari senin, Tokugawaennya tutup, jadi penggantinya adalah ke taman yang memang deket Nagoya Castle, Meijo Park ini juga keren, taman cukup besar tertata rapi, cukup banyak bunga terutama di daerah dekat Meijo Park Flower Plaza, untuk flower plazanya waktu saya datang kebetulan sedang tutup, di dekat sana juga ada spot foto dimana ada rumah kincir angin yang seperti yang di Belanda, hanya memang saja kondisinya tidak terlalu baik, tapi kalau difoto dari jauh masih bagus fotonya,  akhirnya kami santai-santai ngobrol menikmati taman yang cukup sepi.


Setelah dirasa cukup menikmati suasana taman akhirnya kami memutuskan untuk balik ke hotel, tapi waktu pulang kami melihat ada papan penunjuk yang menunjuk suatu kuil yang akhirnya membelokkan langkah kami menuju kuil tersebut, pure iseng dan bahkan kita ga tau apapun mengenai kuil tersebut. Kalau  kalian search di G-maps itu namanya Choeiji Temple, waktu perjalanan menuju ketempat tersebut kami tertahan sebentar di Yanagiharakita Park, yang awal kita datang di Yanagiharakita Park sebenarnya yang terlihat seperti tempat doa dan ada banyak gerbang Tori yang berwarna merah, jadi saya mengira itu semacam kuil shinto, disini kalian bisa foto-foto dengan gerbang tori merahnya dimana posisi torinya cukup rapat dengan yang lain, hanya tidk terlalu panjang deretannya. Setelah melihat-lihat sekilas disana kami melanjutkan perjalanan kami ke Choeiji Temple, waktu sampai ternyata kuilnya bisa dibilang cukup kecil dan sepi, karena posisinya yang memang hanya di gang kecil, bahkan kunjungan kami kesini lebih cepat dibanding saat kami berkunjung Yanagiharakita Park yang tidak direncanakan, tapi tidak apa-apa namanya iseng sekaligus melihat merasakan suasana perumahan jepang di kota Nagoya. Untuk balik menuju hotel, kami kembali menggunakan Subway dan masuk dari MeijoKoen Station karena lebih dekat, jalur baliknya juga kurang-lebih sama seperti saat kami pergi kesini, yang menggunakan Meijo Line dan pindah ke Sakuradori Line berbeda harga karena penambahan satu station yaitu Meijokoen station, sehingga harga untuk balik ke hotel menjadi ¥240 (dua ratus empat puluh Yen).


Setelah istirahat sebentar akhirnya kami memutuskan untuk kembali keluar dari hotel untuk makan malam, daripada bingung akhirnya kita memutuskan untuk ketempat makan yang sudah pasti diketahui semua orang yaitu Ichiran Ramen, lokasinya sangat dekat dari Nagoya Station jadi tinggal jalan lebih kurang 700m (tujuh ratus meter) dari Hotel, waktu makan kami disini waktu itu masi jam lima sore, belum waktu jam makan malam jadi waktu sampai disini bisa dibilang cukup sepi, lumayan kalo sepi jadi tidak ribet mengantri, mengingat pengalaman kami cari makan waktu hari Minggu.

Sekilas Revie mengenai makan di Ichiran Ramen Nagoya Station Store, lokasinya diluar dari gedung Nagoya Station, waktu masuk ikuti jalur turun sampailah anda ketemu dengan Vending Machine untuk memilih pesanan anda, menunya bisa dibilang cukup terbatas hanya mie dan beberapa pilihan toping, saya pilih menu Ichiran Set Menu dengan harga ¥1490 (seribu empat ratus sembilan puluh Yen), yang sudah lengkap dengan tambahan telor, daging, nori dan sebagainya. Variasi yang bikin ini beda adalah kita bisa mengatur kondisi mie kita mulai dari tekture sampai kepedasan kuah, kebetulan karena pertama kali kesini saya sendiri memilih untuk tidak mengorder terlalu pedas, jadi saya pesan di tingkat 5 yang ternyata tidak ada pedas-pedasnya. Rasanya enak karena bisa menyesuaikan keinginan kalian jadi enaknya sudah digaransi dengan preference kita itu, setelah makan saya akhirnya memutuskan untuk membeli mie instant ichiran yang mienya lurus.

[TMI]
Rasanya Mie Ichiran yang instant cukup beda dengan waktu pembelian ramen ditempat, saya sendiri lebih suka waktu makan ditempat, mungkin karena variasi pilihan yang dapat kita atur sendiri.





Setelah makan dari Ichiran saya sendiri melakukan kegiatan kecil-kecilan yaitu mencuci baju dan mengeringkannya di Hirai Coin Laundry, untuk mencuci disini cukup mudah pertam pastinya kalian mencari mesin cuci yang kosong, disini ada pilihannya tergantung muat kapasitas mesin cuci, untuk harga ¥200 (dua ratus Yen) atau ¥300 (tiga ratus Yen), selain coin laundry disana juga dijual deterjen yang dijual dengan harga ¥40 (empat puluh Yen), lamanya mesin cuci sekali jalan saya sendiri sudah lupa, kalau tidak salah sekitar 20 menitan disana, setelah selesai dicuci bajunya kita lanjutkan ke mesin pengeringnya, harganya ¥100 (seratus Yen) untuk sepuluh menit, berdasarkan pengalaman karena biasanya dalam pencucian kita banyak menggabungkan baju lebih aman untuk melakukan pengeringan sebanyak dua kali, berarti dengan harga ¥200 (dua ratus Yen) untuk dua puluh, setelah kering besok bisa digunakan kembali, honestly speaking ini itungannya cukup murah karena sekali mencuci kering seharga ¥440 (empat ratus empat puluh Yen) tersebut kita bisa mencuci untuk 5 orang, yang artinya seorang lebih kurang ¥90 (sembilan puluh Yen), cuciannya ini termasuk satu baju dan celana.


Dengan selesainya makan malam pada kali ini maka berakhirlah pula kegiatan kami di Nagoya pada hari itu.

                                                                                        つづく

Saturday, October 10, 2020

[TRAVELRY] Japan Trip Part 6

Sambil menghirup angin pagi, perjalanan saya di Akita berlanjut, untuk dihari yang baru ini grup kami kebetulan mempunyai satu tempat tujuan yang memang sudah disepakati dari sebelum kami pergi ke Jepang yaitu Seitai Hoshikai / Our Lady of Akita, yang merupakan salah satu gereja Katolik di Akita yang mempunyai kebun yang cukup luas. Ada cerita kalau digereja di Akita tersebut ada patung Bunda Maria yang mengalami sebuah fenomena yaitu patung tersebut menangis/mengeluarkan air mata, untuk kebenarannya saya juga kurang tahu karena pada dasarnya kunjungan kami ke Seitai Hoshikai bisa dibilang untuk berdoa dan menikmati pemandangan disekitarnya.

Perjalanan kami menuju Seitai Hoshikai sendiri kami tempuh dengan menggunakan bus, karena memang untuk transportasi publik selain taksi yang dapat kami gunakan adalah bus, berdasarkan informasi dari G-maps jadwal bus yang akan membawa kami terdapat pada jam 09.06 JST, oleh karena itu meskipun kami sudah berkumpul mulai dari jam 08.15 JST kami masih saja menyempatkan terlebih dahulu menikmati kembali suasana Senshu Park. Untuk halte atau tempat pemberhentian terdekat dari Senshu Park adalah Senshu-Kobata-Machi, maka setelah berfoto-foto ria di Senshu Park kami melanjutkan perjalanan ke tempat pemberhentian tersebut. Tempat pemberhentian busnya sendiri ternyata hanya trotoar pinggir jalan dengan plang tempat pemberhentian tersebut. Posisinya cukup menarik karena didekat situ terdapat kolam kecil yang banyak sekali ikan dan terlihat juga kura-kura. Oh iya dikolam ini kejadian lagi ikan loncat meski hanya sekali, sepertinya memang kalau kami ke Senshu Park kami bakal sering lihat ikan loncat, tapi terlepas dari ikan yang bisa melompat yang bikin kerennya adalah bagaimana ikan-ikan tersebut bisa hidup, kolamnya juga bisa dibilang tidak ada sampah sama sekali, coba kalau kita pikir ikan-ikan tersebut gimana tetap hidup di kolam umum tersebut, pasti cukup banyak warlok yang memberi makanan kepada ikan-ikan tersebut, seperti yang pernah saya lihat ada kakek/nenek yang membagi makanannya dengan ikan-ikan tersebut. Sehingga yang dapat kita pelajari adalah bahwa kita memang harus hidup berkesinambungan dengan alam.

Lebih kurang jam 09.06 JST, bus nomor 361 Akita Hot Spring Line akhirnya datang dan kami langsung masuk ke bus tersebut, seperti yang sudah diketahui untuk bus kita masuk dari tengah dan mengambil tiket di pintu masuk tersebut, kebetulan di bus ini tidak bisa pakai IC Card. Perjalanan dengan bus kami tempuh selama lebih kurang tiga puluh lima menit dengan biaya sebesar ¥430 (empat ratus tiga puluh Yen), kamipun berhenti di tempat pemberhentian Yomogida Kamichou yang memang saat kalian melihat tempat pemberhentian tersebut kalian pasti dapat langsung melihat papan penunjuk untuk menuju Seitai Hoshikai.  

Setelah turun di tempat pemberhentian dimulailah jalan kaki menuju tempat tujuan, selama perjalanan kita cukup mengikuti jalan yang tersedia dan disetiap pertigaan pasti ada papan petunjuk sehingga kita pasti tidak akan nyasar. Info dari G-maps jaraknya kurang lebih 1,30 Km (satu koma tiga puluh kilometer) dan jalannya agak menanjak di bagian awal, setidaknya lebih baik jalan menanjak pas datang daripada setelah pulang. Karena memang kedatangan kami pada musim-musim perubahan dari musim semi ke musim panas mengakibatkan cuacanya berawan jadi pada saat perjalanan tidak terlalu panas.



Waktu sudah sampai daerah Seitai Hoshikai kalian akan melewati sebuah kebun yang memang menjadi bagian dari Seitai Hoshikai, jujur kami sudah masuk ke kebun ini sebelum sampai ke pintu gerbangnya, karena saat dikebunnya memang tidak ada pagarnya sehingga kami lebih memilih masuk dan melewati jalan di kebun itu. kebunnya lumayan banyak pohon berjarak, ada juga beberapa semak dipinggir jalan, entah mengapa kalau kalian melihat photo dari kebun ini rasanya suasananya enak kalau lagi fall, oh iya jalan yang kami masuk tersebut ternyata adalah jalur jalan salib.

Setelah melewati kebun akhirnya kami sampai di kapel tempat kalian dapat berdoa, langsung saja kami masuk kedalam kapel untuk melihat-lihat, untuk bentuk kapelnya si seperti kuil di Jepang, bagian dalamnya juga sangat kerasa feel Jepangnya mungkin bisa saya bilang mirip ryokan (penginapan berarsitektur Jepang), saat masuk kesini layaknya sebuah Ryokan, kita diminta melepas sepatu dan memakai sandal khusus buat dalam ruangan. Suasananya banyak memakai aksen kayu dari lantai maupun pembatas ruangan. Saat kami masuk ternyata akan dimulai misa di hari itu, sebuah kejutan bagi kami karena kalau di website terjadwal misa hari sabtu malam. Misa tersebut ternyata terselenggara karena lagi kedatangan seorang pastor dari Jerman, sebuah pengalaman menarik saya untuk dapat mengikuti misa di Jepang, selain baru pertama kali saya mengikuti misa selama ke Jepang, bahasa yang digunakan juga cukup unik, karena pastor pemimpin misa adalah pastor dari Jerman maka dalam misa ini digunakan dua bahasa, yaitu bahasa Jerman dan Jepang, dimana pastor akan berbicara dengan bahasa Jerman dan kemudian ditranslate dengan bahasa Jepang oleh penerjemah yang juga mengikuti misa tersebut. Selama misa bantuan untuk mengikuti hanya ada buku misa yang berisi bahasa Jepang yang tulisannya sudah di Romajikan, sehingga sedikit-sedikit kita bisa mengucapkan doa/balasan dengan bahasa Jepang, tapi kalau tidak mau ribet tinggal jawab saja dalam hati dengan bahasa Indonesia, karena inti doanya sama.


Misapun berakhir lalu kami keluar ke Kapel dan munuju sebuah ruangan di bagian kiri, yang ternyata tempat berdoa kepada Bunda Maria, dimana diruangan tersebut terdapat Patung Bunda Maria yang dikabarkan meneteskan air mata, terlepas dari adanya fenomena itu saya melanjutkan berdoa untuk mengucap syukur bahwa ternyata pada hari itu saya bisa berkunjung kesana. Setalah itu kami melanjutkan menuju sebuah toko rohani kecil yang ada didalam kapel tersebut, lumayan untuk sebuah kenang-kenangan bagi keluarga di Jakarta, salah satu yang menarik atau ciri khas oleh-oleh dari Seitai Hoshikai ini sendiri adalah manik-manik atau salib yang ditengahnya ada sebuah buletan yang dimana kalau kalian lihat dengan menutup mata satu dalam suasana yang ada cahaya kalian dapat melihat gambar patung bunda maria yang menangis di Akita. Saat masi memilih ternyata kami diberitahukan bahwa akan ada break makan siang, dimana memang didalam kapelnya tertulis jam buka untuk siang sampai dengan 11.30 JST, jadi kami segera menyelesaikan dan keluar dari kapel agar tidak mengganggu istirahat siangnya.


\

Jam makan siang mendekat, akhirnya kami memutuskan untuk kembali balik ke arah Akita Station, tetapi sebelumnya saya melihat-lihat kebun yang ada disini, yang salah satunya adalah The Garden of Mary, didalam sini seperti taman kecil yang dirawat yang didalamnya juga terdapat patung Bunda Maria. Suasana di kebun sini tuh tenang sepertinya memang asik untuk tempat duduk-duduk ataupun kalau mau berdoa/meditasi disini. Akhirnya perjalanan pulang kami lakukan karena bus pulang kami terjadwal kurang lebih jam 12.15 JST dari tempat pemberhentian Yomogida Kamichou, untungnya selama perjalanan kembali jalannya turun sehingga memakan waktu yang lebih cepat dibanding dengan jalan pergi, demi menghemat waktu dan menikmati udara kami iseng lewat jalan melewati sawah dan greenhouse diperjalanan tersebut, bahkan petani warloknya ramah menyapa kami dan menanyakan kami dari mana, Konichiwa.


Sesampainya di tempat pemberhentian untungnya bus belom datang, tau sendiri khan Jepang terkenal dengan ketepatan waktunya, meski ya bisa selisih 3-5 menit sih, kejadian selisih waktu tersebut terjadi pada saat naik bus kepergian kami. Bus Akita Hot Spring Line kembali kami naiki dengan tujuan Akita Station dengan biaya yang sama saat pergi, setelah perjalanan kami lalui selama lebih kurang 20 menit akhirnya sampai juga kami di Akita Station dan terjadilah kejadian yang ternyata bisa memancing tetua warlok disini, yaitu karena yang keluar dari bus cukup banyak ditambah rata-rata kami membayar dengan uang ¥500 (lima ratus Yen) sedangkan biaya busnya ¥430 (empat ratus tiga puluh Yen) yang jadinya perlu waktu lagi untuk pengurusan. Saya sendiri baru pertama kali bayar cash untuk naik bus karena pada saat di Hokkaido saya tinggal tap membayar dengan menggunakan IC Card, jadi saya juga kurang tau bagaimana proses pembayaran dengan uang yang tidak pas.

Jadi pada saat membayar apabila uang kamu sebesar ¥500 terlebih dahulu kamu harus menukarkan uang kamu ke pecahan yang lebih kecil, jadi didekat supir busnya ada alat untuk menukar uang, setelah dimasukkan kalian ambil pecahan uang dari uang yang kami masukin dan membayar koin sesuai tarif ke tempat untuk membayar beserta dengan tiket bus yang sudah kamu ambil. Gampang bukan? tapi sayang waktu kejadian itu saya tidak mengerti sama sekali, waktu memasukan uang ke mesin penukar uang lebih kecil saya kira pembayaran sudah dilakukan dan uang yang keluar saya kira uang kembalian dan saya sudah langsung mau pergi, tapi sopir busnya sadar saya bingung jadi dipanggil lagi, setelah itu saya melakukan usaha terakhir tinggal membuka tangan saya yang ada koinnya, biar sopirnya yang mengambil uang yang harus saya bayarkan dan memasukkannya ketempat yang dituju, kalau digambar diatas tempatnya yang ada kotak warna bening, disana dimasukkan koin beserta juga dengan tiketnya. Setelah selesai dan keluar dari bus baru saya sadar prosesnya.  

Lanjut sesampainya di Akita station kami langsung mencari makan siang di Akita station, yang letaknya di lantai paling atas (Topiko 3F), kalau mengikuti nafsu saya sebenernya penasaran dengan restaurant bernama Akita Hinai Jidoriya yang menu adalannya adalah okayodon, tapi pas sampai antriannya lama, karena yang lain sudah lapar akhirnya kita memilih tempat yang lain, disini entah mengapa ada pembelajaran lagi bagi saya yang baru pertama kali ke Jepang, jadi ceritanya karena tidak memilih Akita Hinai Jidoriya kami memilih salah satu restaurant disana, didepan restaurantnya banyak sekali sample makanan yang membuat kami ingin makan di tempat tersebut, terlebih antriannya yang tidak lama, setelah lebih kurang sepuluh menit menunggu akhirnya giliran nama kami dipanggil, saat masuk ternyata apa yang kami pesan tidak dijual, disana saya juga baru sadar ternyata waktu kedatangan kami saat makan siang berdampak pada menu yang dijual, jadi lunch menu yang tersedia ditempat tersebut hanyalah ramen sedangkan beberapa dari kami sudah tidak mau makan ramen yang menyebabkan akhirnya kami tidak jadi makan ditempat tersebut. ya pengalaman baru saya yang baru pertama kali ke Jepang, bahwa ada beberapa restaurant yang menggunakan sistem tersebut. 

Makan siang akhirnya kami lakukan direstaurant lain yaitu Pablo Picasso sebuah restaurant italy tapi meski begitu saya pesannya jatuh lagi ke Chicken katsu, saya sendiri sejujurnya tidak terlalu ingat makan disini jadi foto disini juga kurang ada.

Setelah selesai makan kami sebentar puter-puter toko-toko yang terdapat di Akita Station tepatnya gedung Topico, melihat toko dan jajanan yang disediakan, karena itu kamipun berencana untuk membeli snack dan makanan untuk makan malam di hotel. Meskipun akhirnya pilihan tetap jatuh untuk beli makanan dan snack di Seven Eleven. Karena tidak terlalu ada ide mau kemana lagi akhirnya saya memutuskan untuk kembali mengunjungi Senshu Park, entah mengapa jujur saya cukup betah bolak-balik disini, sayangnya ditengah perjalanan kami ternyata hujan turun sehingga kami memutuskan untuk kembali ke hotel.

Sesampainya di hotel, saya memutuskan untuk menggunakan fasilitas hotel yang cukup berbeda yaitu onsen/hot spring, kebetulan hotel di Akita yang kami pesan Dormy Inn memang cukup berbeda, akhirnya malam harinya setelah makan saya menuju ke hot spring yang ada di lantai 10 kalau tidak salah. 

Pengalaman pertama kali telanjang badan di Akita, untungnya waktu itu suasananya sepi hanya ada saya dan om saya, setelah melepas baju, saya masuk ke ruangan onsen untuk terlebih dahulu membersihkan badan lalu saya langsung masuk ke kolam indoor, untuk airnya si tidak panas sekali, ya hanya hangat. Tapi saya sebenarnya lebih penasaran untuk langsung menuju kolam yang outdoor, jadi saya langsung keluar bugil ke kolam tersebut, ya setidaknya jadi ada pengalaman baru di Jepang, saya sangat menikmati berendam di air hangat ini, saya duduk di pancuran airnya, hal tersebut dapat saya lakukan karena memang airnya hangat terlebih ditambah air hujan yang terus turun. Setelah puas berendam di Outdoor saya kembali lagi ke kolam panas di Indoor dan saya tiba-tiba penasaran sama kolam air dinginnya, karena itu saya mencoba untuk masuk ke kolam air dingin, waktu disana airnya sangat dingin dan sepertinya ada wangi tertentu di airnya, saya sendiri kurang tahu wangi apa, tapi anehnya mungkin karena kelamaan di air dingin saya jadi agak lemas jadi saya masuk sebentar ke kolam air hangat lagi dan memutuskan untuk keluar dari kolam tersebut ke tempat ganti baju. 





Karena di tempat ganti baju ada mesin cuci saya memutuskan untuk mencuci baju dan celana jeans saya disana, kebetulan di hotel ini gratis untuk mencuci pakaian yang bayar hanya untuk pengering pakaiannya dengan biaya ¥100 (seratus Yen) per tiga puluh menit, jadi lumayan lah cuci disini, sambil menunggu saya membeli susu karenakata orang-orang habis onsen enaknya medinginkan diri dengan minum susu dingin, vending machinenya ada didepan onsen, setelah memilih akhirnya jatuh pilihan saya ke susu yang berwarna kuning yang saya kira rasa pisang, yang ternyata eh ternyata warna kuningnya rasa lemon jadi agak sedikit asam bukan susu manis. tertipu oleh warna wakakakak..

[TMI]                                                                                                                                         
Di Dormy Inn sendiri banyak juga event gratis salah satunya adalah dapat makan ramen di jam tertentu, kalau saya karena sudah membeli snack tadi di sevel eleven jadinya cukup menikmati snack yang sudah saya beli. 

Malam itu menjadi malam terakhir saya di Akita dan esok hari kami harus sudah melanjutkan perjalanan menuju central Japan, Nagoya. Kebetulan pesawat kami lebih pagi dibanding saat kepergian kami dari Hokkaido dan karena hal itu kami harus sudah mempersiapkan diri di Akita Station untuk kembali naik bus menuju Akita Airport.



Hari telah berganti dan akhirnya setelah mengemas barang dan check out kami melanjutkan perjalanan kami menuju bus station di Akita Station, bagi kalian yang ingin menuju Airport kalian bisa mencari halte nomor 1 yang bertuliskan Airport Limousine, di hatle nomor 1 itu juga terdapat jadwal bus yang bisa kamu ikuti karena disetiap jam keberangkatan terdaftar juga jadwal penerbangan yang ada di Akita Airport. jadwal tersebut bisa menjadi acuan bus terakhir yang dapat kalian naiki, karena tidak ada salahnya juga untuk datang lebih awal, di jadwal yang tersedia dikasi jeda waktu lebih kurang satu jam untuk melakukan check in. Dari jadwal tersebut dapat kita ketahui bahwa tujuan dari Akita Airport itu sendiri ternyata hanya terbatas beberapa kota, yaitu Tokyo, Osaka, Nagoyachuubu dan Sapporo.

Kami sendiri merencanakan kepergian kami dari halte Akita West Side menggunakan bus dengan jam keberangakatan 06.50 JST meskipun jadwal penerbangan saya menuju destinasi selanjutnya pukul 09.40 JST, sambil menunggu kami menikmati berbagai pemandangan sepi di hatle tersebut, di setiap haltenya ada anyaman-anyaman dalam berbagai bentuk seperti di gambar, saya yang penasaran ada gambar apa saja dan dengan isengnya pergi ke halte yang lain, waktu saya pisah dari rombongan itu ada seorang bibi yang dengan pedenya tanya dengan bahasa Jepang, tentu saya jawab dengan わかりませんyang artinya saya tidak tau, lucunya dia masi tanya, mungkin dengan saya jawab wakarimasen dikiranya saya bisa menjawab pertanyaannya, sedangkan menurut saya artinya saya tidak ngerti bibi ngommong apa. 

Setelah cukup lama menunggu karena kami sudah keluar dari hotel pukul 06.00 JST akhirnya bus yang kami naiki datang dan mengantarkan kami ditujuan akhir kami di Akita yaitu Akita Airport. Setelah perjalanan lebih kurang empat puluh menit ini akhirnya kami sampai di Akita Airport, kalau sesuai jadwal kedatangan kami di Airport ini pada pukul 07.30 JST. Waktu masuk kami langsung menuju tempat untuk check-in dan bag drop karena bandaranya sendiri cukup kecil maka dengan mudah dapat kalian temukan tempat check in-nya, bener-bener tinggal masuk langsung ketemu. Setelah selesai urusan tersebut dan mendapat print tiket akhirnya kami melanjutkan perjalanan kami menuju tempat boarding yang dapat kalian lakukan hanya dengan naik satu lantai ke lantai dua. Di lantai dua setelah kalian selesai naik ekskalator kalian langsung disambut dengan tempat belanja souvenir yang banyak menyediakan merchandise lucu bergambar anjing akita tentunya, selain souvenir shop ini terdapat juga ruang tunggu sebelum benar-benar masuk kedalam boarding roomnya, karena jangka waktu yang cukup lama kami memutuskan untuk menunggu disana, sekalian bisa lihat sedikit-sedikit souvenir yang bisa dibeli untuk dijadikan omiyage. Waktu di tempat souvenir ada yang membeli japanese sweet yang namanya kinman dengan corak hello kitty yang memang sepertinya cukup terkenal di Akita, rasanya lumayan enak tapi mungkin lebih enak klo fresh from the oven, sedangkan keisengan saya disini adalah saya membeli buta mochi alias butter mochi, sejujurnya saya tau makanan ini eksis karena nonton variety show idol grup seventeen, yang dimana salah satu misinya mereka musti beli butter mochi tersebut. Pas di Akitanya sendiri sih saya tidak langsung makan butter mochinya, karena sudah makan kinman dan yang lain-lain saat menunggu. Selain beli butter mochi saya juga membeli memento yang cukup mahal yaitu Coin Medal, kenapa saya tertarik beli ini karena Coin Medal selain karena tiap daerah atau tempat punya coraknya sendiri, Coin Medalnya dapat dipakai ke kalung atau gantungan kunci yang tentu dijual terpisah disitu. harga untuk koinnya sendiri sekitar ¥400 (empat ratus Yen) atau ¥500 (lima ratus Yen) tergantung dari coraknya dan aksesoris gantungan kunci atau kalungnya masing-masing dengan harga ¥200 (dua ratus Yen). 



Setelah cukup puas di souvenir shop kami masuk ke ruang boarding, waktu masuk keadaan disana cukup ramai, mungkin juga dikarenakan memang tempatnya yang juga tidak terlalu besar. Disini kami iseng lagi pergi ke tempat makan yang ada didalam boarding room, tempatnya cuma satu yang posisinya ada di pojok kiri dekat toilet dari pintu masuk ke ruang boarding. Tujuannya karena kami mau isi perut sebelum jalan, karena sebelumnya saya sudah makan snack jadi saya memutuskan untuk beli inari sushi, meskipun setelahnya saya bantuin juga habisin yang lain. Oh iya selain tempat makan disini juga jual beberapa pernak pernik akita dan saya memutuskan untuk membeli kaos kaki anjing akita untuk oleh-oleh.

Waktu yang telah ditunggu tiba, penerbangan kami dinyatakan siap untuk para penumpang masuk kedalam pesawat, untuk pesawatnya sendiri tipenya masih sama seperti dengan pesawat yang kami naiki dari Sapporo, yang ada baling-baling di sayapnya. Akhirnya pesawat kami lepas landas dan mengucapkan salam perpisahan kepada Akita Prefekture.

                                                                                        つづく