Saturday, October 3, 2020

[TRAVELRY] Japan Trip Part 5

Setelah mengucapkan selamat tinggal kepada Hokkaido prefectrure pukul 12.30 JST, akhirnya setalah satu jam mengudara sampailah saya beserta rombongan di Akita Prefecture, perjalanan kami tempuh menggunakan pesawat karena waktu tempuh yang lebih singkat jika dibandingkan dengan naik kereta. Untuk  tipe pesawat yang kami gunakan Non-stop De Havilland DHC-8 atau yang lebih dikenal Dash 8, yang dimana merupakan pesawat kecil dengan kedua baling-baling disayap pesawat. Untuk bentuk pesawatnya bisa juga dilihat digambar-gambar berikut atau bisa di search pesawat Dash 8 di gugel.




Sesampainya kami di Akita Airport pukul 13.30 JST, kami langsung mencari bus yang dapat mengantar kami ke hotel tempat kami menginap atau ke arah Akita Station. Di Akita Airport itu sendiri bisa dibilang kecil dan jaraknya cukup jauh dari Akita Station. Biaya perjalanan kami sebesar ¥930 (sembilan ratus tiga puluh Yen) untuk sekali perjalanan per orang menggunakan limousine bus dengan tujuan Akita Station West Entrance, lama perjalanannya naik busnya lebih kurang empat puluh lima menit perjalanan. Untuk beli tiketnya langsung dari ticket machine yang ada di pintu keluar bandara. Sesampainya di Akita Station kami langsung menuju hotel kami yang memang lokasinya tidak jauh dari situ, lalu check-in di hotel yang kami tinggal untuk dua hari yaitu Dormy Inn Akita Natural Hot Spring. 

Akhirnya setelah check-in sekitar pukul 15.30 JST kami baru dapat memulai untuk mengeksplore Akita. Sebelum berpergian ke Jepang sebenarnya saya berusaha mencari berbagai tempat yang dapat saya kunjungi di setengah hari ini, tapi karena waktu terpaksa saya harus mengeliminasi beberapa option yang sebenarnya bisa saja saya lakukan, tapi untuk apa kalau tidak menikmati keseluruhan koleksi dan histori dari destinasi yang saya kunjungi. Waktu tutup untuk museum di Akita rata-rata pada pukul 16.00 JST jadi saya hanya punya waktu empat puluh menit. Jika kalian juga ingin menyempatkan diri mengunjungi Akita saya sangat menyarankan untuk mengambil flight dengan keberangkatan yang lebih pagi untuk sampai di akita sehingga kalian dapat mengunjungi beberapa tempat sekaligus.

Karena waktu yang cukup terbatas kami mumutuskan untuk pertama mengunjungi museum terdekat dari hotel yang paling jalan hanya beberapa langkah yaitu Akita Museum of Art, di museum ini menyediakan beberapa karya seni dari beberapa artist. dilantai pertama biasanya kalian bisa melihat beberapa karya yang bisa berubah-ubah tergantung event yang ada di museum tersebut, waktu kunjungan saya kesana saya langsung naik menuju museum yang berada di lantai dua, karena waktu masuk dari pintu utama kami langsung disambut tangga untuk menuju ke lantai dua. Tangganya pun bentuknya cukup unik dan dapat dijadikan spot foto. Sesampainya kalian di lantai dua kalian bisa langsung melihat cafe dan museum shopnya, yang tempatnya keren banget dijadikan tempat kongkow, pemandangannya sangat indah apalagi ada kolam di pinggir cafenya yang tenang dan menampilkan pantulan seperti kaca. Tanpa lama akhirnya saya memutuskan untuk masuk museumnya dengan biaya sebesar ¥310 (tiga ratus sepuluh Yen), Museum dilantai dua ini memang merupakan exhibition untuk karya dari pelukis ternama Tsuguharu Foujita dan lukisan yang sangat keren disana adalah "event of akita", ukuran karyanya sangat besar dan ramai yang memang sangat memancing kalian untuk terus melihat lukisan tersebut. dilantai dua tersebut cukup sedikit koleksinya, untuk koleksi lebih banyak kalian bisa lanjutkan ke museum di lantai tiga yang merupakan beberapa koleksi yang beberapa diantaranya histori karya dari Tsuguharu Foujita.


Untuk review dari museum ini, saya tidak menyarankan bagi kalian yang tidak terlalu suka melihat lukisan-lukisan atau beberapa karya seni lainnya, saya rasa cukup datang ke museum menikmati museum gratisnya jika ingin dan menikmati suasana di cafenya yang keren. Untuk penjelasannya masih rata-rata menggunakan bahasa Jepang dan cukup sedikit informasi dengan bahasa inggris sehingga cukup sulit mengetahui nilai-nilai sejarah dari karyanya, saya sendiri hanya berpedoman pada satu lembar dua halaman penjelasan bahasa inggris garis besar perjalanan dibuatnya Akita Mueseum of Art dan perjalanan kehidupan karir Tsuguharu Foujita sebagai pelukis.

Setelah lebih kurang dua puluh menit selesai dari menikmati museum ini, saya lanjut menikmati beberapa sajian di cafenya sambil menikmati pemandangan di cafenya dan dengan itu saya memutuskan tidak melanjutkan perjalanan saya menuju museum lainnya pada hari itu. Maka dari itu saya akan memberikan beberapa honorable mention untuk museum yang saya ingin datangi, pertama ada Akarenga (Red Brick) Folk Museum dan Folklore and Performing Art Center (Neburinagashi Center)/ Akita City Mizoku Geinou Densho-kan. Yang ingin saya datangi sebenarnya Akita City Mizoku Geinou Densho-kan, karena Akita memang terkenal dengan sama festival laternnya yang biasa diadakan bulan Agustus, karena kedatangan saya di akhir bulan Juni jadi untuk dapat merasakan sedikit aura festival tersebut sepertinya sangat menarik untuk mengunjungi museum yang membahas tentang festival lantern tersebut. 

Setelah santai sebentar di Akita Museum of Art cafe, kami melanjutkan perjalanan menuju Senshu Park karena lokasinya yang sangat dekat dengan museum dan hotel kami, sejujurnya waktu masuk daerah sini tuh auranya enak gitu, saya beneran enjoy masuk ke Senshu Park ini, menikmati taman yang suasananya nyaman, Meskipun ya kalau kalian lihat hanya taman/hutan kecil ditengah kota. Di depan kalian akan disambut sama kolam depan yang biasa dibilang Otemon Gate Moat, yang penuh dengan tanaman lotus, waktu kedatangan saya disana sayang bunga lotusnya belum bermekaran, tapi banyak daun baru yang tumbuh yang membuat pemandangan indah dengan warna hijau yang cerah, didekat situ juga ada Pillar Box, tempat untuk mengirim surat entah mengapa di walking guide kota Akita yang saya ambil di Akita Museum of Art ada gambar kotak surat lama ini, kotak surat ini dapat kalian jadikan tempat spot foto karena warnanya yang merah beda suasana dengan latar belakangnya yaitu kolam lotus dan sekolahan. perjalanan kami lanjutkan dengan jalan menanjak yang landai, lalu sampailah kita di sebuah lapangan yang cukup besar atau yang biasa disebut Ninomaru Square, posisi dekat situ terdapat The Satake Historical Material Museum, yang tentu saja sudah tutup pada waktu kesana, jika kalian ingin masuk kedalam sana katanya isinya tentang sejarah penguasa Akita, museum kecil yang barangnya berisi berbagai baju perang dapat kalian kunjungi dengan membayar ¥100 (seratus Yen). Lalu dari taman tersebut kalian pasti akan melihat tangga yang cukup besar, saya melanjutkan perjalanan naik ke tangga tersebut untuk melihat Main Front Gate dari Kubota Castle, kalau mau foto gerbang ini dari depan memang cenderung susah karena posisinya yang dekat dan banyak ranting pohon yang menutupi gerbang ini, jadi saya cuma foto gate tersebut dari belakang yang tidak terhalangi apapun, lanjut menyelusuri Senshu Park setelah melewati Front Gate mata saya menuju kepada Hachiman Akita Shrine, anehnya kuil ini adalah Kuil Shinto pertama yang saya kunjungi di Jepang, karena tadinya mau ke Hokkaido Shrine tapi tidak jadi karena hujan.





Waktu masuk ke Hachiman Akita Shrine hampir sama seperti Shrine pada umumnya, ada tempat kalian beli gantungan untuk wish dan jimat, yang tidak saya kunjungi karena sudah tutup, tapi akhirnya saya mencoba untuk pertama kali berdoa di kuil, dengan berbekal search caranya digugel saya kemudian memprakterkannya, oh iya saat berdoa dikuil kalau bisa melempar koin saat berdoa dan saya melakukan hal itu, di website yang saya lihat katanya orang jepang mempercayai mitos bahwa apabila kita memberikan koin lima Yen maka dapat mendapat jodoh, sekalipun tidak percaya dengann mitos tersebut tapi sepertinya lucu juga kalau dicoba untuk memberi koin lima Yen tersebut. Setelah berdoa di bagian kiri dari tempat kita berdoa ada meja, diatas meja tersebut ada tiga kotak yang masing-masing berisi (omikuji) kertas ramalan keberuntungan, jika kalian ingin mengambil ramalan dapat juga mengambil peruntungan di kuil ini dengan membayar ¥100 (seratus Yen), kebetulan entah mengapa saya cukup tertarik dengan satu kotak kertas ramalan tersebut karena bentuknya yang berbentuk burung merpati. saya mengambil ini awalnya hanya untuk dijadikan memento kunjungan saya ke Akita meskipun jujur saat mengambil ini saya cuma bilang dalam hati semoga hasilnya baik dan hasilnya ternyata sangat baik.

Omikuji ini ternyata terdapat beberapa klasifikasi yaitu :

dai-kichi (性搉) - berkah besar

chuu-kichi (侭搉) - berkah cukup besar

sho-kichi (氏搉) - berkah kecil

kichi (搉) - berkah

sue-kichi (æœ«ć‰) - berkah yang akan datang

kyo (懶) - kutukan

dai-kyo (性懶) - kutukan besar

Untuk Hato (Dove) Omikuji (Fortune Paper) yang saya ambil tulisannya full jepang, saya sendiri masih tidak mengerti artinya tetapi yang saya tau hanya klasifikasi dari tulisan klasifikasi, dimana saya mendapatkan 性搉atau berkah besar yang artinya baik, biarkan ramalan yang lainnya menjadi misteri.



lanjut dari Hachiman Akita Shrine disebelah kanan kalian bisa melihat sedikit Tori / Gerbang warna merah yang tersnyata disitu letak dari Yojiro Inari Shrine, yang memang dapat kalian lihat di sela-sela tori terdapat patung hewan rubah. Jadilah kami berfoto ria di gate ini, yang ternyata shrine ini setelah search punya kisah unik tentang rubah yang diberi nama Yojiro penjaga kebun teh.




Setelah menikmati sedikit tori dan patung rubah, saya melanjutkan perjalanan menuju Kobuta Castle yang memang menjadi main attraction dari Senshu Park, kedatangan saya kali ini tentu yang bisa kalian tebak saya tidak bisa masuk ke Kobuta Castle ini, jika kalian ingin masuk ke Kobuta Castle cukup dengan menyiapkan biaya sebesar ¥100 (seratus Yen), biasa museum pasti isinya menganai tentang sejarah Akita dengan nilai plusnya dilantai paling atas kalian dapat melihat view akita dari atas Kobuta Castle ini.


Setelah melihat keindahan Kobuta Castle hanya dari bawah kami lanjutkan perjalanan kami di Senshu Park, perjalanan ini kami hanya tinggal menyelusuri kemana jalan di park ini membawa, sampailah kami di sebuah restaurant perancis Senshuitei di Senshu Park, secara tempatnya memang bagus tapi mengingat dari review harganya cukup mahal dan tidak termasuk suatu restaurant yang ingin kami kunjungi akhirnya kami cukup menikmatinya dari pagar, melanjutkan perjalanan kami di Senshu Park dekat restaurant Senshuitei tersebut ada sebuah kuil dengan nama Iyataka Shrine.

Iyataka Shrine sendiri salah satu kuil Shinto yang ada di Senshu Park, sekilas dilihat bangunannya tampak lebih besar dan pohonnya lebih rimbun dibandingkan Hachiman Akita Shrine, Iyataka sendiri saat kami berkunjung cukup banyak pernak-pernik di gerbangnya, waktu kedatangan kami ada diberi sebuah lingkaran yang terbuat dari rumput yang tidak saya ketahui artinya tapi mungkin itu hanya tanda kalau kuil tersebut sudah tutup, sehingga kami memutuskan hanya berfoto didepan torinya tidak sampai masuk kedalam.


Setelah foto-foto sebentar kami melanjutkan perjalanan kami menuju Kogetsu Pond, didalam kolam ini kami memutuskan untuk duduk-duduk menikmati pemandangan ini, di Kolam tersebut ada air mancur dan juga beberapa tanaman lotus yang ternyata merupakan lotus yang sudah hidup lama dengan nama Oga Lotus, saat saya beristirahat disini terjadi kejadian yang cukup menarik perhatian saya, waktu saya duduk dipinggir kolam, tiba-tiba ada ikan koi yang loncat di Kogetsu Pond tersebut, loncatnya hanya sekali dan tentu hanya dapat diabadikan dengan mata saya, setelah pindah spot tempat duduk didekat restaurant ramen, hal itu terjadi lagi, anehnya ikan koinya loncat berkali-kali berjalan lurus, saya sih menganggap kejadian ini menjadi sebuah moment tersendiri yang cukup diingat, anggap saja menjadi pertanda bahwa kedatangan saya di Senshu Park disambut baik.



Seperti yang tadi sudah saya singgung sedikit diatas, didekat  Kogetsu Pond ada restaurant ramen disitu, saat kedatangan kami sepertinya sudah tutup karena tidak ada seorangpun disana, nama restaurantnya KoiChaya, tentu tau nama hasil dari internet. FYI Kalian tau khan kalau di post awal saya punya foto botol alumunium coca cola yang punya ciri khas masing-masing, biasa harganya sekitar ¥130 (seratus tiga puluh Yen), didepan ramen restaurant ini ada vending machine yang menjual botol alumunium coca cola corak khusus Akita dengan harga yang lebih murah yaitu seharga ¥110 (seratus sepuluh Yen), ini waktu Akhir Juni 2019 ya, kurang tau kalau ada perubahan harga.

Setelah beberpa waktu menikmati kolam dan mengunjungi kamar kecil perjalanan kami lanjutkan menuju gereja katolik yang berada di dekat Senshu Park, kedatangan kami kesana sebenarnya ingin melihat dan berharap ada misa selain yang sudah diinformasikan di webnya. Nama gerejanya ă‚«ăƒˆăƒȘăƒƒă‚Żç§‹ç”°æ•™äŒš atau biasa disebut Catholic Akita Church, sesampainya disana karena tidak ada kegiatan kami hanya menyempatkan diri berdiri di depan Gua Maria kecil yang posisinya dekat pintu masuk ke Kapel.


Waktu berdoapun selesai dan kami memutuskan untuk lanjut pulang karena hujan ringan datang, biasanya hujan seperti ini ringan tapi lama, tapi saat perjalanan pulang kami ternyata didepan Akita Museum of Art banyak orang kerumunan dan kalian bisa lihat dari jauh bahwa latern yang biasa digunakan untuk festival, ternyata ada beberapa warga lokal (warlok) Akita yang sedang latihan untuk menyambut latern festival, setelah sebelumnya saya memutuskan untuk tidak mengunjungi Akita City Mizoku Geinou Densho-kan yang membahas mengenai festival latern ternyata keberuntungan membawa saya melihat suasana seperti lantern festival, dimana para warlok mulai dari yang kecil hingga dewasa berusaha membawa sebuah tiang bambu yang digantungi beberapa lentera dengan menyeimbangkan di atas kepala atau pundak. tidak lupa juga latihannya diiringi oleh penabuh taiko/drum jepang dan seruling. Serulah melihat ini sambil ditemani hujan ringan yang terus menerpa kami, sampai akhirnya kami memutuskan untuk masuk hotel menunggu hujan reda, meninggalkan warlok yang masi semangat latihan.






Setelah menunggu sebentar, kami memutuskan untuk mencari makan malam, biar gampang kami berpikiran untuk mencari makan didaerah Akita Station, lumayan banyak juga pilihan restaurant di jalan menuju Akita Station sampai akhirnya kami memilih satu tempat makan ramen dengan nama ă™ăżăŸă« (Sumitani) yang namanya tentu saat berkunjung tidak saya ketahui, dari gambar menunya sepertinya yang terkenal disini adalah ramen pedasnya, waktu mau memesan ternyata koki yang masak menunjuk vending ticket untuk memesan, di menunya memang terdapat gambar sehingga gampang kalau maunya apa, lalu tinggal ditranslate bahasa jepangnya dengan G-translate untuk mendapatkan sedikit gambaran mengenai menu yang dipilih, berbekal huruf hiragana dan katakana dalam menu yang sudah saya foto dan ingat, ternyata sampai di vending ticketnya semua berbahasa jepang, jadi untuk memesan saya hanya dengan mencocokan huruf hiragana dan katakana dalam menu dengan di tombol sehingga pemesanan dapat dilakukan dengan lancar. Waktu direstaurant ini kebetulan saya memesan Kara Noodles dengan tingkat kepedasan yang biasa saja (kalau tidak salah yang x5), bukan karena takut pedas hanya saja semakin pedas semakin mahal harganya jadi saya hanya memilih harga yang menurut saya cukup karena saya juga kurang tahu reputasi dari restaurant ini. 



Restaurant ini menurut saya agak semi remang mungkin karena dindingnya yang di cat berwarna hitam, yang mungkin sering didatangi sambil menemani minum, tapi berhubung kedatangan kami disana masi sekitar jam 19.35 JST jadi tidak ramai sama sekali meskipun hari itu adalah jumat malam, mungkin kalau lebih malam lagi akan lebih banyak karena memang tempatnya enak dibuat sambil minum minuman beralkohol. Untuk rasa ramennya sendiri cukup enak, mungkin agak sedikit mirip apabila kita memesan mie kuah di mie tek-tek langganan kalian, yang bedanya tentu tidak pakai kecap manis. untuk pedesnya ya biasa saja, maklum cuma level 5. Untuk datang lagi kesini sih menurut saya masi lumayan, saya juga kurang ada refrensi untuk ramen lain di Akita.

Setelah makan malam akhirnya kami memutuskan untuk melanjutkan istirahat kami agar dapat mempersiapkan perjalanan kami untuk keesok harinya.

                                                                             ă€ă„く

No comments:

Post a Comment